Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti posisi margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perbankan nasional dinilai masih terlalu tinggi mencapai 4,4 persen sepanjang 2022.
"Sebelum masuk ke sini tadi saya tanya ke pak ketua [OJK], NIM nya berapa sih? Dijawab oleh pak Mahendra sebesar 4,4 persen. Tinggi banget, ini mungkin tertinggi di dunia," pungkas Jokowi saat menyampaikan pidato pembukanya dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, Senin (6/2/2023).
Adapun NIM adalah margin bunga bersih bank yang didapat dari pembagian antara bunga simpanan dengan bunga kredit. Artinya bila NIM terbilang tinggi menggambarkan bunga kredit yang diberikan jauh lebih besar dibandingkan dengan bunga deposito.
Kendati demikian, Jokowi juga turut mengapresiasi kinerja perbankan sepanjang tahun 2022 yang telah mencatatkan pertumbuhan kredit mencapai 11,3 persen hingga tingkat permodalan yang terjaga.
"Tadi saya lihat tingkat permodalan [CAR] juga berada di angka 25,68 persen. Ini lebih tinggi dibandingkan pra pandemi yang berada di angka 23,31 persen, ini baik," tandasnya.
Menyambung pernyataan tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menuturkan bahwa ke depan pihaknya akan mengkaji terkait tingginya marjin bunga bersih perbankan di Indonesia.
"Kita juga sudah mendengar Pak Presiden menyampaikan pesan-pesannya, termasuk mengenai NIM yang mungkin ini bersama-sama harus kita renungkan ke depan akan seperti apa sebetulnya perbankan kita," jelas Dian.
Dian melanjutkan, dalam upaya memelihara sistem keuangan yang baik, pihaknya akan meninjau struktur pasar untuk memastikan bahwa sistem pasar perbankan tetap berjalan efisien dan kompetitif.
"Nah tentu ini tidak mudah menerjemahkan kata-kata well functioning financial system karena banyak sekali komponen yang harus kita bereskan di dalamnya," tambahnya.
Untuk diketahui sebelumnya, Tak cuma Jokowi, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga sempat menyebutkan bahwa marjin bunga bersih atau NIM perbankan di Indonesia berada pada posisi aman, bahkan tertinggi di dunia. Lantas, benarkah demikian?
Melansir data The Global Economy, sepanjang tahun 2021 posisi NIM perbankan RI berada di urutan ke-31 secara global sebesar 5,06 persen.
Adapun posisi pertama diduduki oleh Zimbabwe dengan level marjin bunga bersih pada 2021 sebesar 12,83 persen. Kemudian, posisi paling rendah ditempati oleh negara tetangga yakni Laos sebesar 0,77 persen.
Sementara bila diperkecil pada wilayah se-Asia Tenggara, posisi NIM perbankan RI duduk di urutan ke-dua atau mengekor dibelakang Kamboja dengan marjin bunga bersih pada 2021 sebesar 5,35 persen atau selisih 29 basis poin (bps).
Daftar 10 besar negara dengan NIM terbesar di Asia Tenggara (2021)
- Kamboja: 5,35 persen
- Indonesia: 5,06 persen
- Filipina: 3,56 persen
- Vietnam: 3,35 persen
- India: 3,18 persen
- Thailand: 2,48 persen
- Malaysia: 1,96 persen
- Singapura: 1,21 persen
- Myanmar: 1,09 persen
- Laos: 0,77 persen
Daftar 10 besar negara dengan NIM terbesar di Dunia (2021)
- Zimbabwe: 12,83
- Tajkistan: 12,57 persen
- Argentina: 10,44 persen
- Uganda: 9,68 persen
- Rwanda: 9,51 persen
- Mozambik: 9,43 persen
- Zambia: 9,42 persen
- Ghana: 9,35 persen
- Liberia: 8,15 persen
- Tanzania: 8,04 persen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel