Bisnis.com, JAKARTA – Selain nikel, Indonesia tercatat memiliki harta karun lain yang dibutuhkan untuk ekosistem kendaraan listrik dunia, yakni kobalt. Lonjakan produksi komoditas tambang tersebut terekam pada 2022 lalu.
Hal tersebut pada akhirnya membuat Indonesia meroket menjadi produsen kobalt terbesar kedua di dunia pada tahun lalu. Posisinya berada di bawah Kongo yang menempati posisi pertama sebagai produsen terbesar kobalt di dunia.
Berdasarkan data dari Badan Survei Geologi Amerika Serikat (United States Geological Survey/USGS), pada tahun lalu produksi kobalt Indonesia mencapai 10.000 ton. Volume tersebut meroket dari 2021 yang mencapai 2.100 ton.