Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) dan PT Bank National Nobu Tbk (NOBU) dikabarkan akan merger pada tahun ini.
Bank milik konglomerat Hary Tanoesudibjo dan James Riady itu hendak melebur untuk memenuhi ketentuan modal inti minimal Rp3 triliun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berdasarkan sumber yang mengetahui proses tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, manajemen Bank MNC dan Bank Nobu belum memberikan tanggapan terkait aksi korporasi tersebut.
Adapun sejumlah bank yang berkategori modal inti kurang dari Rp3 triliun pada kuartal III/2022 gencar mempertebal modal inti mereka. Bank-bank tersebut telah mengumumkan pemenuhan modal inti pada akhir 2022 hingga awal 2023.
Berdasarkan pantauan Bisnis, hingga Februari 2023, bank milik Lippo Group, NOBU dan bank milik MNC Group, yakni BABP belum mengumumkan secara gamblang pemenuhan modal inti.
Bank Nobu tengah menjalankan aksi rights issue 681,81 juta lembar saham setelah mendapatkan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). PT Star Pacific Tbk. (LPLI) milik Lippo Group menjadi pembeli siaga.
Perusahaan milik James Tjahaja Riady yakni PT Putera Mulia Indonesia juga memastikan akan menyerap sebagian hak yang dimilikinya untuk rights issue Bank Nobu. Akan tetapi Bank Nobu baru menjalankan aksi rights issue itu secara efektif 31 Januari 2023. Sementara, periode perdagangan saham baru tersebut baru akan dijalankan pada bulan ini.
Hingga September 2022, posisi modal inti Bank Nobu belum memenuhi ketentuan OJK atau Rp1,59 triliun.
Sementara itu, Bank MNC telah menjelaskan bahwa upaya pemenuhan modal inti perseroan dilakukan dengan cara rights issue. Aksi tambah modal oleh pemegang saham digelar pada 14–27 Desember 2022.
Namun, pemegang saham pengendali Bank MNC yakni PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP) hanya melaksanakan sebagian hak yang dimiliki dalam rights issue tersebut dengan nilai sebesar Rp300 miliar atau setara 2,3 miliar lembar saham.
Padahal, Bank MNC mencari modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) dengan menerbitkan 9,43 miliar saham.
Dengan demikian tambahan modal dari BCAP kepada BABP saja tidak cukup untuk memenuhi modal inti Rp3 triliun. Per September 2022, modal inti Bank MNC baru mencapai Rp2,07 triliun.
Sebelumnya Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae sempat memberikan sepotong informasi mengenai merger dua bank pada konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2023.
"Dua bank ini cukup lumayan besar, nanti kita tunggu prosesnya, apakah diproses di pasar modal atau bagaimana. Kemungkinan Juni selesai proses mergernya," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers PTIJK 2023 pada Senin (6/2/2023).
Dian mengatakan bahwa saat ini kedua bank sedang mengerjakan urusan administratif dan legal terkait merger.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel