Bisnis.com, JAKARTA — PT Apramesis Meta Investama diketahui baru saja memborong saham PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906, Tbk. (SDRA) dengan kepemilikan di atas 5 persen.
Mengutip laporan kepemilikan efek di atas 5 persen dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia pada Rabu (8/1/2023), Apramesis diketahui memborong sebanyak 581,05 juta (581.052.024) saham pada 3 Februari 2023.
Tidak terlampir besaran harga pelaksanaan pada transaksi tersebut. Namun, bila mengacu pada penutupan harga perdagangan pada saat transaksi terjadi, SDRA tutup harga di level Rp580 per helai. Dengan asumsi harga itu, Apramesis diperkirakan merogoh kocek sekitar Rp337 miliar (Rp337.010.173.920).
Alhasil, setelah aksi borong saham terlaksana, saat ini Apramesis menjadi salah satu pemegang saaham Bank Woori dengan persentase kepemilikan sebesar 6,78 persen.
Adapun, saham mayoritas masih dipegang oleh Woori Bank asal korea dengan jumlah kepemilikan hingga 3 Februari 2023 tercatat sebanyak 7,21 miliar (7.214.804.851) helai dengan persentase kepemilikan sebesar 84,2 persen.
Sementara bila mengacu pada laporan bulanan registrasi pemegang efek yang dibagikan perseroan pada Kamis (5/1/2023) lalu, nama Arifin Panigoro juga tercatat sebagai pemegang saham di atas 5 persen.
Hingga 31 Desember 2022, perseroan melaporkan bahwa Arifin memiliki jumlah saham sebanyak 631,78 juta helai atau sebesar 7,38 persen. Sementara pemegang saham publik tercatat sebesar 8,42 persen.
Terbaru, SDRA juga telah melaporkan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum yang efektif dilaksanakan pada 6 September 2021 lalu.
"Menunjuk peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.30/POJK.04/2015 tentang laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum, dengan ini kami menyampaikan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk.," jelas manajemen SDRA dalam keterbukaan informasi dikutip Rabu (8/2/2023).
Usai rampung menggelar aksi korporasi tersebut, SDRA diketahui mengantongi hasil bersih mencapai Rp1,42 triliun.
Secara lebih rinci, sebanyak 55 persen dari dana tersebut telah disalurkan untuk ekspansi kredit senilai Rp782,3 miliar. Kemudian, sebanyak 35 persen atau senilai Rp500 miliar digunakan untuk melaksanakan pelunasan pinjaman kepada PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).
Selanjutnya, sebesar 8 persen dari dana rights issue tersebut digunakan untuk menunjang investasi aset tetap termasuk peningkatan investasi di bidang teknologi senilai Rp118,94 miliar. Adapun sisa dana hasil penawaran umum senilai Rp23,53 miliar (Rp23.532.273.467).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel