Ekonom Ungkap Alasan Bank Besar Tak Mau Turunkan NIM

Bisnis.com,09 Feb 2023, 02:00 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Gedung BNI/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Bank-bank besar cenderung akan terus memperlebar net interest margin atau NIM ketika memiliki kesempatan, karena akan mendukung profitabilitasnya. Isu NIM perbankan sampai menyita perhatian Presiden Joko Widodo.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam. Menurutnya, NIM merupakan salah satu komponen penting yang dapat mendorong keuntungan perbankan.

Piter menilai bahwa bagi bank, NIM yang besar adalah kesempatan. Oleh karena itu, apabila bisa menjaga NIM tetap tinggi, maka bank akan tetap melakukannya.

"Tidak ada bank yang mau menurunkan NIM ketika mereka punya kesempatan melebarkan NIM," ujar Piter pada Rabu (8/2/2023).

Sebagai perbandingan, Piter menyatakan bahwa NIM di luar negeri hanya sekitar 2 persen—3 persen. Sementara itu, NIM di Indonesia bisa berada di atas 5 persen.

"Perlu dipahami NIM berbeda-beda antar bank dan antar nasabah," katanya.

Sebelumnya, Jokowi menyentil soal tingginya NIM perbankan dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023. Dia menilai bahwa NIM Indonesia terlalu tinggi, bahkan menjadi nomor wahid di dunia.

"Tadi sebelum masuk ke sini, saya tanya ke Pak Ketua OJK [Otoritas Jasa Keuangan], NIM-nya berapa sih? Dijawab 4,4 persen. Tinggi banget, ini mungkin tertinggi di dunia," ujar Jokowi pada Senin (6/2/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini