Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) menyampaikan komitmennya untuk dapat naik kelas dan masuk ke dalam jajaran kelompok bank dengan modal inti (KBMI) III dalam waktu dekat.
Demi mencapai target tersebut, bank yang saham mayoritasnya dipegang oleh KB Kookmin Bank ini berencana untuk kembali menggelar penawaran umum terbatas (PUT) VII melalui skema rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 120 miliar saham baru.
“Target selesai Penawaran Umum Terbatas (PUT) Mei terkait dengan penguatan permodalan agar KB Bukopin dapat masuk ke dalam KBMI III dengan dana di atas Rp14 triliun” kata Direktur Operasi KB Bukopin Helmi dalam siaran pers, Rabu (8/2/2023).
Helmi melanjutkan aksi PUT ini menjadi salah satu strategi yang dipilih BBKP untuk mencetak kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya.
"Hal ini tentu menjadi salah satu hal penting dan strategis dalam mengembangkan bisnis yang akan datang sehingga kami mampu mengintegrasikan langkah-langkah bisnis ke depannya," tambahnya.
Dengan demikian, penerbitan saham baru ini mejadi usaha yang kesekian kalinya dilakukan perusahaan guna memperpanjang napas emiten berkode BBKP ini.
Laporan Kinerja Keuangan BBKP
Hingga Desember 2022, rugi Bank KB Bukopin membengkak 129,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi Rp4,97 triliun.
Meski kinerja bottom line belum hijau, pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank KB Bukopin tercatat tumbuh 25,57 persen yoy dari Rp667,5 miliar menjadi Rp838,1 miliar pada Desember 2022. Beban bunga bank juga tercatat menyusut 11,36 persen yoy dari Rp3,19 triliun pada Desember 2021 menjadi Rp2,83 triliun pada Desember 2022
Pembengkakan rugi bersih masih dicatatkan oleh perseroan tersebut utamanya didorong oleh adanya impairment atau penurunan nilai aset keuangan naik lebih dari 4 kali lipat menjadi Rp3,81 triliun per kuartal IV/2022.
Sementara itu, sejumlah rasio profitabiltas perseroan juga terpantau melemah, berdasarkan laporan publikasi kuartal III/2022. Tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) merosot menjadi -5,65 persen dari sebelumnya sebesar -0,78 persen pada September 2021.
Sementara tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) terjun bebas ke level -55,30 persen hingga kuartal III/2022 dari sebelumnya sebesar -9,41 persen.
Dari sisi efisiensi, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) membengkak menjadi ribuan basis poin (bps) menjadi 211,26 persen.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) BBKP turun 8,8 persen yoy menjadi Rp46,6 triliun hingga Desember 2022. Porsi paling besar DPK KB Bukopin berasal dari jumlah deposito yang mencapai Rp37 triliun atau 79,02 persen dari total DPK.
BBKP juga mencatatkan penurunan penyaluran kredit sebesar 15,71 persen dari Rp54,55 triliun pada Desember 2021 menjadi Rp45,98 triliun per Desember 2022.
Kendati demikian, aset bank tumbuh tipis menjadi Rp84,98 triliun per Desember 2022 dari sebelumnya Rp84,35 triliun pada Desember 2021
Meski begitu, NPL gross perseroan pada kuartal III/2022 masih meningkat dari 8,15 persen pada periode yang sama tahun lalu menjadi 8,63 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel