Bisnis.com, JAKARTA — Lewat pukul 12 siang, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turun dari tumpangannya, bus mungil mirip angkutan wisata di lokasi pabrik pengolahan dan pemurnian atau Smelter Manyar, Gresik, Jawa Timur pekan lalu.
Smelter itu menjadi pabrik pengolahan dan pemurnian konsentrat tembaga kedua milik PT Freeport Indonesia (PTFI). Pabrik itu diperkirakan menelan belanja modal atau capital expenditure (capex) mencapai US$3 miliar atau setara Rp45,31 triliun (asumsi kurs Rp15.104 per US$) dengan kapasitas olahan konsentrat 1,7 juta dry metric ton (dmt) setiap tahunnya.
PTFI lebih dahulu memiliki portofolio pemurnian konsentrat tembaga di PT Smelting Gresik, tidak jauh dari lokasi Smelter Manyar saat ini, dikerjasamakan dengan Mitsubishi Materials Corporation (MMC) dan sudah beroperasi sejak 1998 lalu. Pabrik smelter pertama itu memurnikan sekitar 40 persen produksi konsentrat tembaga PTFI setiap tahunnya.