Bisnis.com, JAKARTA — Setelah melaporkan kinerja keuangan yang apik sepanjang 2022, harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) kompak menguat.
Berdasarkan data dari RTI Business, harga saham BBRI pada penutupan perdagangan Kamis (9/2/2023) naik 0,42 persen ke level Rp4.810. Sementara, dalam sepekan harga saham BBRI menguat 4,57 persen, meskipun sejak awal tahun ini atau secara year to date (ytd) harga saham BBRI masih melemah 2,63 persen.
BMRI pun mencatatkan kenaikan harga saham 0,49 persen dalam 24 jam terakhir pada penutupan perdagangan kemarin dan terparkir di level Rp10.250. Dalam sepekan, harga saham BMRI pun naik 5,40 persen, kemudian secara ytd naik 3,27 persen.
Lalu, BBCA mencatatkan peningkatan harga saham 0,85 persen ke level Rp8.900 pada penutupan perdagangan Kamis (9/2/2023). Dalam sepekan, harga saham BBCA naik 2,30 persen dan secara ytd naik 4,09 persen.
Kemudian, BBNI mencatatkan peningkatan harga saham 0,79 persen dan terparkir ke level Rp9.550 pada perdagangan kemarin. Harga saham BBNI juga naik 4,95 persen dalam sepekan dan secara ytd naik 3,52 persen.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan bahwa meskipun pada bulan lalu harga saham keempat bank jumbo ini sempat melesu, namun prospeknya masih menjanjikan seiring dengan raihan kinerja keuangan yang positif pada 2022. "Bank-bank besar tersebut akan meneruskan tren positifnya pada 2023 dan faktor utamanya masih ditopang oleh kinerja keuangan yang baik," katanya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Keempat bank ini memang telah mengumumkan kinerja keuangan mereka pada 2022. Keempat bank ini pun kompak meraup pertumbuhan laba signifikan. BRI misalnya telah membukukan laba bersih secara konsolidasi Rp51,4 triliun sepanjang 2022, atau melesat 67,15 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Kemudian Bank Mandiri telah mencatatkan laba bersih konsolidasi Rp41,2 triliun sepanjang 2022, tumbuh pesat 46,9 persen yoy. BCA juga mencatatkan pertumbuhan laba 20,6 persen yoy menjadi Rp40,7 triliun sepanjang 2022. Selain itu, BNI telah membukukan laba bersih sebesar Rp18,31 triliun atau tumbuh 68 persen yoy.
Tahun ini pun prospek bank jumbo masih baik terdorong tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Menurutnya, di tengah tren suku bunga acuan BI yang tinggi, bank besar mendapatkan keuntungan.
Bank Indonesia memang telah menaikan suku bunga acuannya secara beruntun sejak Agustus 2022 lalu. Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) awal tahun ini, Bank Indonesia juga telah memutuskan untuk kembali menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen.
"Dalam kondisi pasar saat ini yang sedang mengalami tren kenaikan suku bunga secara signifkan, justru bisa memberikan katalis positif terhadap emiten perbankan dengan modal solid sehingga dapat menerima manfaat kenaikan net interest margin [NIM]," kata Arjun.
Tim riset Phintraco Sekuritas juga mencatat bahwa bank-bank besar mempunyai prospek harga saham yang moncer tahun ini seiring dengan kenaikan suku bunga acuan BI. Tim riset itu menyebut bahwa setelah melesu pada awal tahun ini, harga saham bank-bank besar perlahan rebound seiring pengumuman kenaikan suku bunga acuan BI.
“Dengan demikian, kami perkirakan rebound lanjutan pada saham-saham bank, terutama BBCA, BBNI, BBRI dan BMRI masih dapat berlanjut,” ujar tim riset Phintraco Sekuritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel