Bisnis.com, JAKARTA - DBS Group Holdings Ltd. mencatatkan lonjakan laba hingga 68 persen pada kuartal IV/2022 menyusul kenaikan suku bunga.
Dilansir Reuters pada Senin (13/2/2023), laba bersih DBS Group melonjak 68 persen menjadi S$2,34 miliar atau Rp26,7 triliun pada kuartal IV/2022, dari S$1,39 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
DBS melaporkan total net interest margin sebesar 2,05 persen pada kuartal IV/2022, naik dari 1,43 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
DBS mengungkapkan kinerja ini dicapai di tengah kenaikan suku bunga yang mendorong margin bunga bersih. Bank terbesar di Asia Tenggara berdasarkan aset ini juga mempertahankan proyeksi pertumbuhan pinjaman untuk tahun 2023.
Chief Executive DBS Piyush Gupta mengatakan bahwa kenaikan suku bunga cenderung moderat, namun ia tidak memperkirakan adanya penurunan suku bunga tahun ini.
"Pipeline bisnis kami sehat dan kualitas aset kami kuat. Kami memperkirakan kepercayaan akan kembali ke pasar di tahun mendatang seiring dengan meredanya kenaikan suku bunga dan dibukanya kembali pasar China," kata Gupta.
Bank yang berbasis di Singapura ini memperingatkan bahwa ada risiko penurunan sebesar 5 sampai 7 basis poin terhadap marjin bunga bersih grup sebesar 2,25 persen karena beberapa faktor, termasuk arus keluar untuk surat berharga dan penguatan dolar Singapura.
DBS menjadi bank Singapura pertama yang melaporkan kinerja keuangannya musim ini. Capaian laba DBS juga lebih tinggi dari rata-rata proyeksi tiga analis dalam survei Refinitiv sebesar S$2,16 miliar
Selain itu, DBS yang memperoleh sebagian besar keuntungannya dari Singapura dan Hong Kong mengumumkan dividen khusus sebesar 50 sen Singapura per saham, dengan alasan pendapatan dan posisi modalnya yang kuat.
Para analis di Citi mengatakan dalam sebuah catatan bahwa meskipun pasar kemungkinan akan menyambut baik dividen khusus ini, proyeksi penurunan margin bunga bersih dapat menjadi fokus selama konferensi pers kinerja pada hari Senin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel