Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah pemegang polis Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 mengumumkan dukungan rencana penyehatan perusahaan yang telah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.
Pemegang polis AJB Bumiputera yang juga Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan bahwa sebagai satu-satunya perusahaan
asuransi di Indonesia yang berbadan hukum mutual atau usaha bersama, Bumiputera harus terus didukung.
“Inilah satu-satunya perusahaan kebanggaan Indonesia yang didirikan dengan gotong royong. Dimiliki rakyat, dibesarkan oleh rakyat, dan susah senang atau untung ruginya juga ditanggung oleh rakyat. Semangat ini sungguh luar biasa,” kata Syahrul dalam syukuran ulang tahun Bumiputera ke-111 yang dibagikan oleh manajemen melalui keterangan tertulis, Selasa (14/2/2023).
Model dukungan serupa juga disampaikan oleh sejumlah pemegang polis lainnya meski manajemen belum mengungkapkan detail mekanisme dalam rencana penyehatan keuangan (RPK) yang telah disetujui oleh OJK.
Dukungan kepada manajemen dari pemegang polis itu disampaikan oleh sejumlah pemegang polis yang tergabung dalam m Persatuan Keluarga Bumiputera Indonesia (PKBI). Tercatat dukungan langkah penyehatan manajemen disebutkan telah disampaikan oleh Wakil PKBI Korda DKI Lindawati Yunus, serta PKBI Yogyakarta Renita Gultom.
“Kami ini orang tua yang harus berjuang membiayai kebutuhan hidup dan pendidikan anak-anak. Pembayaran klaim polis menjadi harapan di tengah kesulitan. Semoga segera terealisasi,” kata Renita dalam pernyataan tertulis yang sama.
Berdasarkan dokumen yang diperoleh Bisnis, Bumiputera mencatatkan masalah solvensi sejak 1997, yakni mencatatkan defisit Rp2,9 triliun. Namun, perusahaan masih dapat beroperasi secara normal karena belum adanya ketentuan secara detail mengenai kesehatan keuangan perusahaan asuransi.
Masalah solvensi itu terus bergulir dan semakin besar, hingga dalam beberapa tahun terakhir pemegang polis mengeluhkan gagal bayar klaim. Demonstrasi pun banyak dilakukan oleh pemegang polis Bumiputera di berbagai wilayah, tetapi belum membuahkan hasil.
Masalah keuanga terlihat dari catatan rasio kecukupan modal atau risk based capital (RBC) perusahaan. Pada kuartal II/2022, RBC Bumiputera tercatat -1.236,4 persen atau memburuk dari posisi kuartal II/2021 di -1.188,8 persen.
Sementara utang klaim perusahaan yang pada kuartal II/2022 mencapai Rp13,01 triliun. Dengan total utang klaim sebesar itu, aset yang dimiliki AJB Bumiputera pada kuartal II/2022 adalah Rp9,78 triliun.
Dalam laporan keuangannya, Bumiputera menyatakan terdapat pembayaran klaim pada kuartal II/2022 senilai 1,27 triliun—dengan pendapatan premi Rp532,42 miliar pada periode itu.
Belum diketahui apakah Syahrul Yasin Limpo telah mengajukan klaim atau belum, juga apakah dia menjadi bagian dari pemegang polis yang mengalami gagal bayar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel