Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah perusahaan pembiayaan menutup 2022 dengan pertumbuhan laba dua digit.
Adapun tahun lalu menjadi titik balik sejumlah perusahaan multifinance setelah dihantam pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari data-data yang dirangkum oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Mengutip data OJK yang dipublikasikanpada Senin (30/1/2023), terdapat 153 unit perusahaan pembiayaan dengan total aset mencapai Rp487,91 triliun pada Desember 2022. Selain itu, liabilitas dan ekuitas perusahaan masing-masing bernilai Rp339,33 triliun dan Rp148,58 triliun.
Di samping itu, OJK mencatat laba bersih setelah pajak yang dibukukan perusahaan pembiayaan mengalami pertumbuhan yang melonjak hingga 33,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Nilainya naik dari Rp15,29 triliun menjadi Rp20,36 triliun pada Desember 2022.
Perolehan laba tersebut berasal dari pendapatan yang membukukan Rp105,63 triliun, atau tumbuh 10,25 persen yoy dari Rp95,82 triliun. Utamanya, berasal dari pendapatan operasional yang tumbuh 11,9 persen yoy menjadi Rp103,91 triliun dari semula hanya bernilai Rp92,87 triliun.
Kendati demikian, total beban pada perusahaan pembiayaan juga terpantau merangkak naik hingga 4,8 persen yoy, dari sebelumnya Rp76,14 triliun menjadi Rp79,77 triliun.
Berikut Bisnis rangkum perusahaan pembiayaan yang telah mengumumkan capaian 2022 dengan perolehan laba mencapai dua digit:
1. BCA Finance
Perusahaan pembiayaan PT BCA Finance membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp1,94 triliun sepanjang 2022. Perolehan laba tersebut tumbuh 14,1 persen yoy.
Laba bersih senilai Rp1,94 triliun yang dibukukan BCA Finance berasal dari kenaikan total pendapatan perusahaan yang tumbuh 6,1 persen yoy pada 2022. Sampai dengan 31 Desember 2022, BCA Finance mencatatkan total pendapatan senilai Rp3,58 triliun dari sebelumnya bernilai Rp3,37 triliun.
“NPAT [laba bersih setelah pajak] naik karena booking naik,” kata Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim kepada Bisnis, Selasa (14/2/2023).
Di samping itu, anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) itu juga mengalami penyusutan pada jumlah beban yang dibukukan perusahaan sepanjang 2022. Jumlah beban BCA Finance turun 7,9 persen yoy dari Rp1,2 triliun menjadi Rp1,1 triliun.
Beralih dari kinerja lain, total aset yang dimiliki BCA Finance tumbuh 1,40 persen yoy, naik dari Rp8,37 triliun menjadi Rp8,49 triliun sepanjang 2022.
Sementara itu, jumlah liabilitas BCA Finance turun 7,20 persen yoy menjadi Rp2,1 triliun dari semula Rp2,27 triliun. Namun, total ekuitas tumbuh 4,6 persen yoy dari sebelumnya Rp6,1 triliun menjadi Rp6,38 triliun pada Desember 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel