Bisnis.com, JAKARTA – Bank syariah di Tanah Air didorong mengambil peluang meningkatkan pembiayaan pada proyek hilirisasi mineral yang tengah didorong oleh pemerintah.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan saat ini sejumlah proyek hilirisasi komoditas yang didorong pemerintah terkendala pembiayaan. Sementara, pemerintah sedang menggenjot tiga ekosistem. Pertama, infrastuktur seperti jalan tol, kedua hilirisasi komoditas seperti nikel dan bauksit, ketiga ekosistem baterai untuk kendaraan listrik.
"Ini merupakan ekosistem-ekosistem yang butuh pembiayaan jangka panjang, kalau sama konvensional sering kali tidak sesuai," katanya setelah acara Global Islamic Finance Summit (GIFS) pada Rabu (15/2/2023).
Untuk itu, proyek hilirisasi menurutnya membutuhkan peran pembiayaan dari perbankan syariah. Bankir diaspora dari Bank Mandiri itu mengatakan pemerintah sendiri terus mendalami potensi pembiayaan melalui bank syariah itu.
"Kita lihat kebutuhan project finance yang baru untuk smelter, pabrik baterai, dan lainnya. Seperti apa strukturnya, apakah cocok dengan model-model di syariah seperti ijarah, mudharabah, dan lainnya?" ungkapnya.
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) Hery Gunardi mengatakan bahwa bank syariah pun kini tengah berupaya untuk mendorong pembiayaannya kepada sektor bisnis yang lebih luas lagi termasuk hilirisasi. Meski begitu, saat ini di BSI sendiri porsi pembiayaannya masih didominasi oleh sektor konsumer.
Berdasarkan laporan keuangan, total pembiayaan di emiten bank berkode BRIS ini mencapai Rp208 triliun sepanjang 2022, naik 21,26 persen secara tahunan (year on year/yoy). BSI mencatatkan penyaluran pembiayaan untuk segmen korporasi, termasuk proyek hilirisasi di dalamnya pada 2022 sebesar Rp46,13 triliun, naik 18,47 persen yoy.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyentil industri perbankan untuk secara nyata memberikan dukungan terhadap upaya hilirisasi komoditas. Jokowi meminta agar dukungan pendanaan terhadap industri hilirisasi ke depan dapat diberikan dengan tetap menerapkan kalkulasi serta kehati-hatian yang tinggi.
"Hilirisasi menjadi kunci bagi negara ini kalau kita ingin menjadi negara maju. [Terapkan hilirisasi] di semua komoditas, baik untuk yang namanya CPO, Minerba, hingga yang berasal dari sumber daya alam laut kita," tambahnya.
Jokowi menekankan bahwa hilirisasi kian dipandang penting dalam mendorong pendapatan domestik bruto (PDB) nasional untuk dapat terus tumbuh.
"Saya sudah sering menjelaskan, minerba dan gas itu dari yang namanya nikel saja lompatan kita dari US$1,1 bilion melompat menjadi US$30 bilion setelah ada hilirisasi," terang Jokowi saat menyoroti potensi besar dari hilirisasi.
Lebih lanjut, Presiden juga memproyeksikan bahwa dampak hilirisasi dari sektor minerba, migas, dan kelautan dapat menyentuh angka US$715 juta. Di samping itu, lapangan kerja baru yang terbangun dapat mencapai 9,6 juta. "Dan saya minta dukungan OJK [Otoritas Jasa Keuangan] mengenai ini, bagaimana memberikan sosialisasi pentingnya hilirisansi," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel