Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) konsisten parkir di zona hijau hingga penutupan perdagangan Jumat (17/2/2023). Dalam sepekan, saham BRIS melesat 29,43 persen.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja harga saham BRIS hari ini masih parkir di zona hijau atau naik 5,54 persen dibandingkan pada penutupan sebelumnya, menjadi Rp1.715 .
Kinerja positif harga saham BRIS juga diiringi oleh volume sebesar 201,69 juta saham dengan nilai transaksi mencapai Rp341,30 miliar.
Sebelumnya, Bahana Sekuritas juga memasukkan BRIS ke dalam daftar rekomendasi saham untuk periode 13 hingga 24 Februari 2023. Bahkan, posisi harga saham BRIS saat ini berada jauh lebih tinggi dari target price yang telah ditetapkan bahana sekuritas pada level Rp1.445 dan Rp1.540.
Selanjutnya, Bahana Sekuritas juga menentukan stop loss di area Rp1.280.
Di samping itu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan bahwa saham BRIS pada kemarin mencapai auto reject atas (ARA). Peningkatan harga saham itu terjadi karena secara fundamental BRIS mencatatkan kinerja apik pada 2022. "Kalau kita lihat BRIS kinerja keuangannya juga solid," katanya kepada Bisnis pada Kamis (16/3/2023).
BRIS tercatat memperoleh laba Rp4,26 triliun pada 2022, tumbuh 42,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan perolehan laba pada 2021 yang mencapai Rp3,02 triliun.
Selain itu, berdasarkan price to earning ratio (PER) dan price to book value (PBV), posisi BRIS masih undervalued dibandingkan sama rata-rata emiten perbankan.
Meski kinerja saham sedang moncer, investor menurutnya lebih baik mencermati waktu yang baik untuk masuk ke saham BRIS. "Karena sudah ARA dan ada kemungkinan akan koreksi harga sahamnya karena sudah menunju ke harga resistance," ujarnya.
Untuk diketahui sebelumnya, melesatnya saham BRIS ini terjadi di tengah munculnya wacana perombakan kepemilikan saham di BRIS dan masuknya investor baru. Dalam acara Global Islamic Finance Summit (GIFS) kemarin (15/2/2023), Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyebut bahwa kepemilikan saham publik atau free float di BRIS akan terus bertambah.
Dalam upaya memperbesar porsi saham publik itu, dia mengatakan porsi kepemilikan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI di BRIS akan hilang. Hal ini akan dilakukan secara bertahap.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel