Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan inklusi dan literasi keuangan syariah di Indonesia masih rendah. Sejumlah perbankan pun gencar menggenjot inklusi dan literasi keuangan melalui sejumlah cara.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari mengatakan industri keuangan syariah sebenarnya mempunyai potensi besar. Pengembangannya pun diakui secara internasional.
Hingga akhir 2022, total aset keuangan syariah di Indonesia mencapai Rp2.375,84 triliun, tumbuh 15 persen secara tahunan (year on year/yoy). Porsi aset keuangan syariah juga terus menebal, hingga menyumbang 10,69 persen dari total aset keuangan secara umum.
"Namun, industri keuangan syariah dihadapkan pada tantangan rendahnya tingkat inklusi," katanya dalam webinar yang digelar oleh OJK beberapa waktu lalu.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022, inklusi keuangan syariah Indonesia hanya mencapai 12,12 persen.
"Belum optimalnya indeks inklusi ini karena literasi yang kurang. Masih banyak ruang pemahaman produk dan jasa keuangan syariah di Indonesia," katanya.
Indeks literasi keuangan syariah masyarakat Indonesia juga tercatat masih kecil, 9,14 persen di posisi 2022.
Sejumlah perbankan pun gencar menggenjot angka inklusi dan literasi keuangan syariah itu tahun ini. PT Bank BCA Syariah misalnya mendorong indeks inklusi dan literasi keuangan syariah dengan mengandalkan ekosistem induk usahanya yakni PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). "Kita coba pakai ekosistem, karena dampaknya besar dan luas. Dalam hal ini kita coba sasar korporasi yang punya dampak ke bawah, ke UMKM [usaha mikro, kecil, dan menengah] atau lainnya," katanya.
Ia menyontohkan ekosistem yang bisa disasar seperti kelapa sawit dengan skema inti dan plasma. "Di inti plasma saat sudah deal dengan korporasinya melalui skema syariah, kita juga jangkau supply chain, ada banyak pihak lagi, kita kemudian lakukan literasi, sampaikan produk syariah yang ada," katanya.
Tak jauh berbeda dengan BCA Syariah, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) pun berupaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan syariah dengan menjangkau pasar korporasi. Perseroan menggelar forum bertaraf internasional bernama Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2023 sebagai upaya memberikan pemahaman kepada stakeholder, terutama nasabah korporasi tentang produk keuangan syariah.
Executive Vice President Corporate Finance & Solution BSI Indra Kampono mengatakan bahwa perbankan syariah harus mampu melihat peluang dan terus melakukan literasi agar menjadi pilihan utama bagi bisnis ritel, manufaktur, energi terbarukan, infrastruktur, hingga konstruksi.
“Kami optimis, seiring prediksi Bank Indonesia (BI) bahwa ekonomi syariah pada tahun ini akan tumbuh positif," ujar Indra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel