AS Auto Ketar-ketir, China Sukses Ujicoba Rajanya Rudal

Bisnis.com,22 Feb 2023, 19:06 WIB
Penulis: Hesti Puji Lestari
Ilustrasi rudal China/ The Moscow Times.

Bisnis.com, SOLO - Militer China diyakini akan semakin berbahaya. Sebab mereka sudah berhasil menciptakan simulasi senjata yang layak disebut sebagai "rajanya rudal".

Seperti diketahui, China memiliki senjata nuklir yang jauh lebih sedikit daripada AS dan Rusia.

Akan tetapi, pemerintah China telah berinvestasi secara signifikan untuk mengembangkan teknologi alternatif seperti metode menyerang sistem pertahanan rudal. 

Dilansir dari Daily Mail, China akhirnya berhasil melakukan ujicoba senjata 'phantom space strike' yang dapat membanjiri sistem pertahanan rudal musuh ketika melakukan serangan nuklir.

Phantom space strike merupakan sebuah proyek taktik yang dirancang untuk membuat musuh kewalahan meski mereka memiliki banyak rudal yang ditembakkan.

Dalam simulasi yang berhasil dilakukan China, rudal balistik akan diluncurkan untuk melawan musuh yang memiliki sistem pertahanan rudal.

Setelah melampaui atmosfer, rudal tersebut akan melepaskan tiga pesawat ruang angkasa yang berisi peralatan interferensi radio yang mengambil sinyal jaringan radar musuh.

Radio ini kemudian akan mengirimkan kembali sinyal tiruan dan diyakini akan memicu pasukan musuh untuk meluncurkan pencegat karena tertipu sinyal tiruan tersebut.

Dengan demikian, China akan memanipulasi serangan dan membuat musuh kehabisan amunisi secara cepat.

Ketika berada pada kondisi tersebut, militer China baru akan benar-benar membanjiri mereka dengan alutsista tambahan yang dapat membuat musuh kalang kabut.

Rudal memang menjadi salah satu alutsista yang akan diandalkan oleh militer di seluruh dunia untuk memenangkan pertempuran darat dan udara.

AS dan Rusia tengah banyak melakukan proyek untuk menyempurnakan teknologi rudal mereka. Akan tetapi China justru membuat penangkalnya. Mantul!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hesti Puji Lestari
Terkini