Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) menargetkan laba perseroan dapat tembus Rp5 triliun pada 2025. Target torehan laba tersebut sejalan dengan misi perseroan menyabet titel the best mortgage bank di Asia Tenggara.
Wakil Direktur Utama BTN Nixon Napitulu menjelaskan bahwa untuk mencapai misi tersebut, pihaknya akan memperhatikan laju ekspansi bisnis pada sejumlah indikator. Salah satunya yakni dengan menjaga pertumbuhan profit perseroan.
"Untuk labanya memang kami berharap pada akhir 2025 bisa di atas Rp5 triliun. Jadi, antara Rp5,2 triliun hingga Rp5,3 triliun dan kami juga masih dalam progres untuk mencapai itu. Mudah-mudahan kredit bermasalahnya tidak bertambah," jelas Nixon dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (26/2/2023).
Di samping itu, Nixon menambahkan, pihaknya juga akan menjaga portofolio pertumbuhan pembiayaan mortgage untuk tetap tumbuh double digit. Mengingat, kriteria sebuah bank dikatakan sebagai mortgage bank adalah bank yang memiliki portofolio KPR di level 40 persen.
Selanjutnya, penobatan the best mortgage bank juga akan mempertimbangakn rasio profitabilitas dari kinerja sebuah bank, di antaranya yakni indikator tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) yang ditargetkan oleh BTN dapat kembali tumbuh di atas 18 persen.
Sepanjang 2022 BBTN mencetak laba bersih senilai Rp3,04 triliun atau naik 28,15 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo menjelaskan bahwa peningkatan tersebut didukung oleh ekspansi pinjaman, kenaikan dana murah, hingga kualitas kredit yang terus membaik.
"Laba juga didukung oleh penurunan biaya dana atau cost of fund yang turun 53 basis poin dari 3,13 persen pada 2021 menjadi 2,6 persen," jelasnya.
Sementara itu, dari sisi kredit BTN mencatat pertumbuhan sebesar 8.53 persen selama 2022. Adapun kredit pemilikan rumah (KPR) menjadi motor terbesar penggerak bisnis BTN.
"Total KPR BTN tumbuh 9,23 persen menjadi Rp233 triliun," jelas Haru.
Dengan adanya penambahan modal dari pemerintah beberapa waktu lalu, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tier 1 BTN mencapai sebesar 16,13 persen atau naik 233 bps per 31 Desember 2022.
Kemudian, perbaikan proses bisnis turut menekan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross Bank BTN sebesar 32 bps yoy menjadi 3,38 persen.
Sementara itu, rasio pencadangan (coverage ratio) Bank BTN juga tercatat tetap naik sebesar 1.383 bps yoy menjadi 155,65 persen per 31 Desember 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel