Ada Transaksi Crossing Saham Primaya Hospital (PRAY) Rp3,22 Triliun, Harga Premium!

Bisnis.com,27 Feb 2023, 15:09 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Salah satu jaringan Primaya Hospital yang berlokasi di Tangerang yang PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk./Dok.Perusahaan.

Bisnis.com, JAKARTA — Perdagangan saham emiten rumah sakit portofolio Saratoga PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk. (PRAY) atau Primaya Hospital hari ini diramaikan dengan transaksi jumbo sebesar Rp3,32 triliun di pasar negosiasi dengan harga premium.

Mengutip data D'Origin, hari ini terdapat transaksi crossing PRAY di pasar negosiasi senilai Rp3,32 triliun. Transaksi terjadi di harga Rp954 per saham.

Saham PRAY terpantau bergerak di rentang Rp745—Rp785 per saham sampai pukul 14.00 WIB pada perdagangan Senin (27/2/2023) dan melemah 1,95 persen ke harga Rp755. Dengan demikian, transaksi negosiasi terjadi di atas harga pasar reguler.

Adapun transaksi crossing lain yang turut terjadi di sesi pertama di antaranya adalah saham MDKA senilai Rp144,39 miliar di harga Rp5.112 per saham.

Sebelumnya, perusahaan pengendali PRAY PT Famon Obor Maju melakukan divestasi dengan menjual sebagian saham PRAY yang dikempitnya. Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Famon Obor Maju menjual 658,88 juta (658.884.733) saham PRAY di harga Rp905 per saham pada 20 Februari 2023. Total nilai transaksi itu ditaksir mencapai Rp596,29 miliar.

Porsi saham yang dimiliki Famon Obor Maju berkurang setelah transaksi tersebut, dari sebelumnya 7,14 miliar saham yang setara dengan 51,19 persen menjadi 6,48 miliar saham atau 46,47 persen.

“Status kepemilikan saham langsung dan transaksi dilakukan dengan tujuan divestasi,” tulis Direktur Famon Obor Maju Yoshen Danun.

PRAY resmi melantai di Bursa pada 8 November 2022 dengan menawarkan 302.222.300 saham biasa. Saham PRAY ditawarkan ke masyarakat seharga Rp900 per lembar saham sehingga Primaya menghimpun Rp272 miliar dari IPO tersebut.

Sekitar 50 persen dari dana IPO dialokasikan sebagai dana tambahan perolehan tanah untuk pembangunan rumah sakit di kota-kota besar di Pulau Sumatra dan Pulau Jawa. Sebesar 25 persen untuk dana tambahan biaya pengembangan gedung dan layanan rumah sakit yang telah ada. Serta sisanya sekitar 25 persen akan digunakan untuk dana tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini