Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan premi asuransi jiwa menjadi satu-satunya industri di perasuransian yang mengalami penyusutan pada periode Januari 2023 .
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Ogi Prastomiyono mengatakan premi asuransi jiwa menyusut menjadi Rp16,02 triliun pada Januari 2023.
“Namun demikian, premi asuransi jiwa di [awal] tahun 2023 terkontraksi sebesar 5,25 persen yoy dengan nilai sebesar Rp16,02 triliun,” kata Ogi dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan Februari 2023 secara virtual, Senin (27/2/2023).
Kondisi itu berbanding terbalik dengan premi asuransi umum dan reasuransi yang tumbuh sebesar 19,80 persen yoy atau mencapai Rp14,53 triliun pada Januari 2023. Alhasil, papar Ogi, pendapatan premi sektor asuransi di Januari 2023 mencapai Rp30,55 triliun atau tumbuh sebesar 5,22 persen yoy, di mana Desember 2022 sebesar 1,09 persen yoy.
Beranjak dari sisi permodalan di sektor industri perasuransian, Ogi menyampaikan bahwa permodalan terjaga dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan risk-based capital (RBC) masing-masing sebesar 321,77 persen dan 477,73 persen pada Januari 2023.
Meski RBC masih berada di ambang batas ketentuan OJK, RBC di perusahaan asuransi jiwa mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode Januari 2022. Kala itu, perusahaan asuransi jiwa mampu mencatatkan RBC sebesar 530,85 persen. Sedangkan RBC di perusahaan asuransi umum tercatat di angka 311,13 persen pada Januari 2022.
Sementara itu, RBC di perusahaan asuransi umum dan asuransi jiwa mengalami penurunan pada Desember 2022, yaitu masing-masing sebesar 311,13 persen dan 530,85 persen.
“Meskipun RBC dalam tren yang menurun dan isi beberapa perusahaan asuransi di moneter ketat, namun secara agregat habisi industri asuransi masih berada di atas threshold sebesar 120 persen,” jelasnya,
Di sisi lain, OJK mencatat sektor dana pensiun mengalami pertumbuhan aset sebesar 5,48 persen yoy, di mana Desember 2022 tercatat 4,65 persen yoy dengan nilai aset mencapai Rp346,86 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel