Bukan Hanya Pilot Susi Air, Berikut Deretan Kasus Penyanderaan KKB Papua

Bisnis.com,01 Mar 2023, 18:15 WIB
Penulis: Surya Dua Artha Simanjuntak
Pendiri Susi Air dan mantan Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti, mengenakan kacamatanya saat konferensi pers tentang pilot Selandia Baru yang disandera oleh separatis di Papua bulan lalu, di Jakarta, Indonesia, 1 Maret 2023. REUTERS/Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua menyandera seorang pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philip Mehrtens. Hingga Rabu (1/3/2023), Philip belum juga dibebaskan.

Melansir dari Reuters, Rabu (1/3/2023), ternyata Philip bukan sosok pertama yang pernah disandera oleh kelompok KKB Papua. Setidaknya, ada tiga kasus penyanderaan lain yang pernah dilakukan kelompok KKB di Papua.

Pada 1996, sekelompok peneliti satwa liar yang terdiri dari 26 orang, termasuk empat orang Inggris dan dua orang Belanda, diculik di daerah Mapenduma, Nduga, Papua.

Beberapa sandera kemudian dibebaskan, namun 11 di antaranya ditahan selama empat bulan. Akibatnya, TNI melancarkan operasi militer untuk membebaskan mereka.

Meski begitu, ada dua sandera yang tewas dan sembilan lainnya berhasil diselamatkan.

Lalu, pada 2015 para separatis kembali menangkap dua pekerja konstruksi. Beberapa hari kemudian korban dibebaskan setelah diberi uang tebusan.

Selanjutnya, pada 2017 kelompok KKB Papua menduduki beberapa desa dan mengancam akan mengganggu operasi di dekat tambang tembaga Grasberg di Mimika, Papua Tengah.

Meski begitu, mereka meninggalkan lokasi setelah TNI melancarkan operasi militer. Kini, Philip jadi korban penyanderaan KKB Papua ketika dia mendarat di wilayah terpencil Nduga pada 7 Februari 2023.

Perkembangan terakhir, Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Mahfud MD mengatakan aparat keamanan telah menemukan lokasi rombongan yang menahan Philip.

"Sekarang mereka dikepung dan kita sudah tahu lokasinya. Tapi kita harus hati-hati," kata Mahfud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini