Bisnis.com, JAKARTA - Rencana merger PT Bank Nationalnobu Tbk. (Nobu) milik taipan James Riady dengan PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo bukan isapan jempol. Dua perusahaan itu sepakat merger untuk meningkatkan skala usaha di kedua konglomerasi.
Cerita merger ini bermula saat Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengembuskan kabar merger dua bank besar nasional pada akhir tahun lalu. Namun, mantan kepala PPATK itu tidak menyebutkan nama bank yang akan merger.
Dia mengutarakan merger kedua bank itu terkait dengan pemenuhan ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun pada Desember 2022. Hal itu Peraturan OJK No.12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.
Sementara itu, dalam konferensi pers pertemuan tahunan industri jasa keuangan (PTIJK) awal 2023, Dian memberikan sedikit bocoran dua bank yang akan merger pada tahun ini. Baca berita bocoran dua bank itu di sini: Kisi-Kisi 2 Bank Merger Juni 2023 dan Pernyataan OJK
"Dua bank ini cukup lumayan besar, nanti kita tunggu prosesnya, apakah diproses di pasar modal atau bagaimana. Kemungkinan Juni selesai proses mergernya," ungkapnya dalam konferensi pers PTIJK 2023 pada Senin (6/2/2023).
Menurutnya, saat itu kedua bank tersebut sedang mengerjakan urusan administratif dan legal terkait merger. Sumber Bisnis sempat menyebutkan nama yang akan merger adalah Bank Nobu dan MNC Bank. Baca di sini: Sinyal Kuat Merger Bank Milik Hary Tanoe dan James Riady.
Namun, kedua pihak kala itu kompak membantah kabar mengenai merger. Bahkan, kedua pihak memprotes disebut masih kekurangan modal sehingga menempuh jalan merger.
Namun, awal pekan ini OJK memberikan mengonfirmasi rencana merger kedua bank tersebut. OJK tidak lagi menutupi identitas kedua bank tersebut.
"Terkait dengan merger 2 bank yakni Bank MNC dan Bank Nobu, mereka sudah mengajukan rencana merger sebleum deadline pada 2022 kemarin. Jadi memang ini sedang dalam proses sudah ada tim merger dan sudah ada langkah-langkah realisasi mergernya," jelasnya dalam agenda Rapat Dewan Komisioner Bulanan, Senin (27/2/2023).
Dalam kesempatan kali ini, Dian menyebutkan aksi merger bukan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun, berbeda dengan pernyataan pada akhir tahun lalu.
"Sehingga, isunya adalah bukan lagi kita berbicara soal memenuhi persyaratan Rp3 triliun. Jadi kalau ngobrolnya tentang 2 bank itu adalah merger yang akan memperkuat 2 usaha ini," tambahnya.
OJK berkeyakinan bahwa ke depan Bank MNC dan Bank Nobu dapat bersinergi secara baik. Di samping itu, dia menegaskan keduanya telah sama-sama memiliki komitmen yang jelas untuk menggelar merger.
"Sudah jelas dan sudah ada timnya jadi tak akan mundur dan mereka juga aka terus mempercepat merger ini sehingga hadir menjadi bank yang lebih kuat lagi," pungkasnya.
Bisnis memastikan kembali kepada Dian Ediana Rae mengenai rencana aksi itu. Dia menegaskan bahwa aksi korporasi itu ada kepentingan yang lebih besar.
"Saya melihatnya ini kepentingan bisnis yang lebih besar nantinya. Merger konglomerasi harus kita dorong agar tercapai economic of scale pelaku bisnis kita dalam skala ekonomi global. Bukan tanpa alasan Pemerintah dan DPR memberikan mandat kepada kita untuk melakukan pengawasan terhadap konglomerasi dalam UU P2SK," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (28/2/2023).
Dia pun memastikan bahwa sudah ada kesepakatan antara kedua pemegang saham, Hary Tanoe dan James Riady, untuk melakukan aksi merger itu. "Sudah tanda tangan," ujarnya singkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel