IHSG Ditutup Menguat, Saham Hillcon (HILL) Naik Paling Tinggi

Bisnis.com,02 Mar 2023, 15:47 WIB
Penulis: Annisa Kurniasari Saumi
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,18 persen atau 12,4 poin ke level 6.857 pada perdagangan Kamis (2/3/2023). Emiten kontraktor nikel PT Hillcon Tbk. (HILL) naik paling tinggi dan menjadi top gainers pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 239 saham menguat, 280 saham melemah, dan 208 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.841-6.875. Kapitalisasi pasar tercatat menjadi Rp9.542 triliun.

Saham dengan peningkatan tertinggi hari ini adalah saham milik emiten pendatanh baru HILL yang naik 12,41 persen ke level 1.495, disusul saham FWCT 9,82 persen ke 123, dan saham AUTO naik 7,42 persen ke 1.810. Ketiga saham tersebut merupakan saham-saham dengan kenaikan di atas 5 persen hari ini.

Sementara itu, sektor dengan kenaikan tertinggi hari ini adalah IDXINDUSTRY yang naik 1,03 persen dengan saham JECC menjadi top gainers yang naik 24,8 persen, disusul saham BNBR dan SOSS yang naik 6,06 persen dan 4,02 persen.

Sebelumnya Tim Riset Phintraco Sekuritas mengatakan IHSG bergerak sideways dengan kecenderungan penurunan volume transaksi dalam sepekan terakhir.

Dengan demikian, konsolidasi IHSG masih berlanjut dalam rentang 6.820-6.870 di Kamis (2/3/2023). Pergerakan indikator MACD dan Stochastic RSI mendukung pandangan tersebut.

Sentimen positif berasal dari kenaikan indeks manufaktur Tiongkok ke 52,6 di Februari 2023 dari 50,1 di Januari 2023. Hal ini berpotensi mendorong rebound lanjutan pada harga komoditas.

Di satu sisi, hal ini berpotensi mendorong penguatan lanjutan/rebound lanjutan pada saham-saham berorientasi ekspor, seperti HRUM, ELSA, INCO, MDKA dan ANTM di Kamis (2/3/2023).

Di sisi lain, kenaikan harga komoditas, termasuk minyak juga berpotensi menahan inflasi Indonesia, terlebih setelah ada kenaikan harga BBM non-subsidi. Dengan demikian, saham-saham consumer-related mungkin akan tertekan untuk beberapa waktu ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini