Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan total 200 ribu investor di aplikasi atau platform Livin' by Mandiri per Februari 2023. Sementara, 70 persen dari 200 ribu investor yang terdaftar itu merupakan investor baru.
Bank Mandiri memang telah memfasilitasi nasabahnya untuk berinvestasi melalui melalui fitur khusus investasi di platform digital, bertajuk Livin' Investasi.
SVP Wealth Management Bank Mandiri Sista Pravesthi mengatakan fitur investasi itu dikembangkan sebagai bagian dari transformasi digital bisnis wealth management Bank Mandiri. Fitur itu juga dikembangkan untuk memperluas target segmen ke nasabah retail.
Setelah meraup 200 ribu nasabah, Bank Mandiri menggenjot lagi capaian nasabahnya dengan memperluas cakupan instrumen investasi.
“Bank Mandiri berkomitmen untuk terus menghadirkan solusi finansial dan investasi terlengkap bagi nasabah yang sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan teknologi di era digital saat ini,” kata Sista dalam keterangan tertulis pada Senin (6/3/2023).
Terbaru, Bank Mandiri menambah instrumen investasi yakni surat berharga negara (SBN) ritel perdana yang dapat menjadi pilihan investasi bagi nasabah.
Setelah menghadirkan produk reksa dana, kini Bank Mandiri membuka akses untuk produk SBN ritel di platform digital.
Penambahan instrumen investasi ini bertepatan dengan masa penawaran sukuk ritel seri SR018 dari Kementerian Keuangan yang dimulai pada 3 Maret 2023.
Dengan penambahan instrumen investasi baru pada platform digital itu, nasabah Bank Mandiri bisa memilih portofolio investasi andalannya.
Nasabah bisa mendaftar di fitur Livin’ Investasi kemudian berinvestasi pada produk SBN perdana dengan minimum pemesanan Rp1 juta.
Bank Mandiri juga tercatat sebagai mitra distribusi pertama yang memasarkan produk SR018 kepada para diaspora di Singapura dan Hong Kong. Kemudian, Bank Mandiri menggandeng Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura dan Konsul Jenderal Republik Indonesia di Hong Kong untuk menyelenggarakan program edukasi tentang SBN ritel dan investasi kepada para diaspora.
Sebelumnya, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan menjelaskan saat ini tingkat kepercayaan investor terhadap pertumbuhan ekonomi terus menanjak.
Kondisi tersebut dinilai memantik minat masyarakat khususnya investor ritel terhadap SBN untuk terus meningkat bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Meningkatnya kepercayaan dan minat investor terhadap Surat Berharga Negara menjadi sinyal positif bahwa kondisi perekonomian Indonesia berada di jalur yang tepat dan memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik lagi. Bank Mandiri pun terus aktif menjadi mitra distribusi pemerintah dalam meningkatkan minat investasi di masyarakat,” ujar Panji.
Sepanjang 2022, Bank Mandiri dilaporkan mencatatkan total pemesanan SBN ritel di pasar perdana senilai Rp13,7 triliun atau meningkat 26,23 persen bila dibandingkan periode 2021.
Sementara dari jumlah investor, BMRI mengonfirmasi bahwa masih terdapat tren peningkatan hingga mencapai 28.000 investor sepanjang periode penerbitan SBN pada 2022. Angka tersebut melampaui capaian tahun sebelumnya sebesar 21.000.
“Kami optimis pemerintah mampu mempertahankan momentum pembangunan, menjaga stabilitas perekonomian sehingga dapat memberikan efek positif terhadap minat investasi masyarakat di SBN,” tambahnya.
Panji menambahkan, potensi peningkatan investor ritel di Bank Mandiri dinilai masih terbuka lebar dengan jumlah nasabah ritel yang telah mencapai lebih dari 28 juta nasabah.
Untuk itu, Bank Mandiri akan terus mendong inovasi dan transformasi digital sebagai langkah untuk meningkatkan minat investasi masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel