Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan cadangan devisa Indonesia akan tetap terjaga pada kisaran US$135 miliar hingga US$145 miliar hingga akhir 2023.
Posisi cadangan devisa Indonesia diperkirakan tetap memadai sepanjang 2023 sehingga dapat mendukung stabilitas rupiah. Menurutnya, ketidakpastian ekonomi global yang terus berlanjut akan memberikan tantangan bagi ketahanan sektor eksternal Indonesia.
Pertumbuhan ekspor Indonesia diperkirakan cenderung melambat akibat penurunan harga komoditas yang dipicu oleh pelemahan permintaan global di tengah tingginya inflasi dan berlanjutnya kenaikan suku bunga kebijakan.
Dengan perkembangan tersebut, surplus neraca perdagangan diperkirakan menyusut, namun dapat bertahan lebih lama dari yang diantisipasi karena harga komoditas diproyeksikan turun secara bertahap.
Kondisi ini juga didorong oleh pembukaan kembali ekonomi China dan kondisi kawasan Euro yang lebih baik dari perkiraan.
Di sisi lain, pertumbuhan impor diperkirakan lebih kuat karena permintaan domestik yang cenderung terus menguat, menyusul pencabutan PPKM pada akhir 2022 dan kebijakan pemerintah untuk melanjutkan Proyek Strategis Nasional.
Namun demikian, pertumbuhan impor terlihat melemah dari pertumbuhan tahun lalu karena harga minyak yang lebih rendah.
“Kami terus mengantisipasi bahwa neraca transaksi berjalan Indonesia akan berubah menjadi defisit yang dapat dikelola sekitar -1,10 persen dari PDB pada 2023,” katanya, Selasa (7/3/2023).
Faisal mengatakan kondisi pasar keuangan global yang kembali bergejolak, yang disebabkan oleh inflasi tinggi di Amerika Serikat (AS) di tengah ketatnya pasar tenaga kerja, memberikan sejumlah tantangan pada neraca modal dan keuangan.
Meningkatnya kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global akan memicu sentimen risk-off, terutama di pasar saham. Selain itu, sebagian besar bank sentral utama juga akan mempertahankan tingkat kebijakan global yang lebih tinggi untuk periode yang lebih lama sehingga memberikan tantangan bagi arus masuk modal ke pasar obligasi.
“Kabar baiknya, agenda pemerintah untuk terus melakukan hilirisasi SDA dapat menarik lebih banyak aliran investasi langsung ke Indonesia. Upaya menahan devisa hasil ekspor SDA, termasuk instrumen Bank Indonesia berupa term deposit valas DHE, juga dapat menghambat penempatan aset di luar negeri,” jelas Faisal.
Dengan dukungan cadangan devisa yang memadai, Faisal memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada pada level Rp15.285 per dolar AS pada akhir 2023, dan rata-rata pada level Rp15.220 per dolar AS pada 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel