Bisnis.com, JAKARTA — Keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) muncul sebagai ironi. Sesaat sebelum kolaps, salah satu bank terbesar di Amerika Serikat ini tercatat sebagai salah satu bank terbaik di Negeri Paman Sam pada Maret 2023 versi Forbes.
SVB Financial Group yang berlokasi di California tercatat menduduki peringkat ke-20 dalam daftar bank terbaik di AS menurut Forbes dengan aset mencapai US$213 miliar atau Rp3.302,04 triliun (estimasi kurs Rp15.502 per dolar AS).
Adapun tingkat pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) sebesar 13,8 persen dengan non-performing asset hanya 0,05 persen, menjadi salah satu yang terkecil di antara bank lain.
Akan tetapi, titel sebagai salah satu bank terbaik di AS rupanya tidak tercermin pada pondasi keuangan SVB yang tidak mampu menahan guncangan likuiditas akibat penarikan uang secara besar-besaran.
SVB runtuh setelah saham bank ini anjlok 66 persen dan gagal mendapatkan tambahan dana sebesar US$2,25 miliar dalam 48 jam. Kejadian ini juga membuat SVB ditutup oleh otoritas berwenang di California, Amerika Serikat (AS) pada Jumat (10/3/2023).
Gejolak pada SVB dimulai sejak Rabu pekan lalu, saat bank ini mengumumkan kerugian besar dalam penjualan sekuritas. Akibatnya, kekhawatiran muncul di antara perusahaan modal ventura, yang sebelumnya menyarankan perusahaan untuk menarik seluruh uang dari SVB.
“Penurunan ini disebabkan para deposan menarik uang mereka secara tiba-tiba dan cepat sehingga bank bangkrut dan penurunan interday tidak dapat dihindari akibat penarikan besar-besaran itu,” kata Chief Executive Officer (CEO) Better Markets Dennis M. Kelleher.
SVB sedikitnya memiliki total aset US$209 miliar atau sekitar Rp3.197,7 triliun (estimasi kurs Rp15.300 per dolar AS) dan total deposito sekitar US$175,4 miliar atau Rp2.683,62 triliun. Jumlah ini terhitung per 31 Desember 2022.
Adapun, badan AS yang bertanggung jawab untuk menjamin simpanan, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), mencatat kenaikan suku bunga acuan The Fed telah membuat bunga bersih bank-bank AS naik 16,5 persen menjadi $456 miliar pada kuartal pertama tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel