Bisnis.com, JAKARTA – Kasus kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) telah menjadi fenomena tersendiri di sektor keuangan Amerika Serikat dan juga dunia. Sebab perusahaan yang memfokuskan operasional bisnis pada pendanaan startup ini, ambruk lantaran gagal meningkatkan modal yang diiringi eksodus dana nasabah.
Bahkan kebangkrutan SVB disebut-sebut menjadi yang terbesar kedua setelah era Great Recession. Apalagi SVB pernah mengklaim sebagai bank untuk hampir setengah dari semua perusahaan rintisan di AS pada 2021.
Salah satu penyebab terbesar kebangkrutan SVB adalah beratnya tekanan yang dihadapi perusahaan akibat tak mampu mengimbangi kenaikan suku bunga yang cukup agresif dari The Fed, Bank Sentral Amerika Serikat (AS).