Bisnis.com, JAKARTA — Regulator Bank Amerika Serikat (AS) resmi menutup Signature Bank pada Minggu (12/3/2023) waktu setempat. Bank yang berbasis di New York, AS ini menjadi andalan deposan mulai dari perusahaan kripto hingga Mantan Presiden AS Donald Trump.
Melansir laman Reuters, Senin (14/3/2023) Departemen Keuangan AS dan regulator bank Regulator keuangan AS menutup Signature Bank karena alasan risiko sistemik. Kegagalan Signature Bank ini menjadi yang terbesar ketiga dalam sejarah perbankan AS.
Dengan penutupan itu, semua deposan Signature Bank akan dijamin.
"Tidak ada kerugian yang akan ditanggung oleh pembayar pajak," kata Departemen Keuangan AS dan regulator bank lainnya dikutip dari Reuters pada Senin (13/3/2023).
Regulator perbankan New York juga telah menunjuk Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) sebagai penerima untuk disposisi aset bank. Signature Bank melaporkan saldo deposito sebesar US$89,17 miliar atau Rp1.378 triliun per 8 Maret.
FDIC nantinya akan menjembatani dan mendirikan bank perantara untuk nasabah yang akan mengakses dana mereka.
Profil Signature Bank
Signature Bank sendiri merupakan bank komersial layanan lengkap yang didirikan pada 2001 di New York, AS. Pada tahun ini, Signature Bank masuk dalam jajaran "2023 America’s Best Banks" versi Forbes, di peringkat ke 73.
Berdasarkan laporan keuangan terakhir, per 31 Desember 2022, Signature Bank mempunyai aset US$110,36 miliar, turun 6,82 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sementara itu, dari sisi pinjaman, Signature Bank mencatatkan peningkatan 14,53 persen yoy menjadi US$74,29 miliar per 31 Desember 2022.
Dalam menyalurkan pinjamannya, Signature Bank banyak menyasar bisnis fund banking dengan nilai pinjaman US$27,73 miliar, kemudian properti dengan nilai US$11,9 miliar, dan multi keluarga dengan nilai US$19,51 miliar.
Dari sisi pendanaan, Signature Bank telah mencatatkan simpanan US$106,13 miliar pada 2022, susut dibandingkan simpanan tahun sebelumnya US$88,59 miliar.
Untuk posisi simpanannya, Signature Bank cukup banyak mengandalkan simpanan dengan jenis aset digital. Signature Bank memang sudah merambah sektor ini sejak 2018, saat bank-bank lain di AS sulit memberikan layanan. Saat itu, bank asal New York ini merekrut tim yang mempunyai kemampuan andal di bidang kripto.
Signature Bank tidak meminjamkan dana di ruang kripto. Hubungan Signature Bank dengan klien di ruang kripto terbatas pada deposito dalam mata uang dolar AS saja.
Namun, sejak 2018 hingga awal 2022 simpanan kripto ini berkembang pesat. Apalagi sejak aset kripto booming pada 2021, Signature Bank mendapatkan berkah. Porsi simpanan kripto di Signature Bank mencapai lebih dari seperempat dari total simpanannya.
Kejatuhan Signature Bank
Akan tetapi, sejak awal 2022 aset kripto menjadi terpuruk. Harga kripto runtuh, hingga disebut sebagai masa crypto winter. Sejumlah bursa kripto seperti milik Sam Bankman-Fried, FTX pun ambruk.
Akhir 2022, Signature Bank kemudian berupaya untuk menyusutkan simpanan terkait kriptonya sebesar US$8 miliar.
"Pada akhir 2022, kami sengaja mengurangi simpanan dari klien di ruang aset digital dalam respons cepat perubahan kondisi pasar. Kami memutuskan untuk mengurangi kelebihan simpanan terkait aset digital ini, dan pada akhir 2022, mereka terdiri 20 persen dari total simpanan," kata Signature Bank dikutip dari laporan tahunannya.
Di sektor kripto ini, Signature Bank juga mempunyai berbagai klien perusahaan-perusahaan ternama seperti Binance. Namun, Signature Bank mengurangi eksposurnya ke pasar kripto itu pada awal tahun ini.
Seiring dengan ditutupnya Signature Bank oleh regulator AS, sejumlah perusahaan kripto pun berupaya mengamankan dananya. Perusahaan pialang kripto Paxos misalnya mengatakan saat ini memegang US$250 juta di Signature Bank. Perusahaan mengaku memiliki asuransi untuk simpanan pribadi yang melebihi saldo yang dimiliki Paxos saat ini di Signature Bank.
Kemudian, bursa kripto Coinbase mengatakan memiliki saldo kas perusahaan sekitar US$240 juta di Signature Bank. Mereka berharap dapat sepenuhnya memulihkan dana di Signature Bank.
Selain aset digital termasuk kripto, Signature Bank juga melayani nasabah di segmen pasar lainnya.
Gubernur New York AS Kathy Hochul mengatakan banyak deposan di bank-bank seperti Signature Bank ini adalah usaha kecil.
"Mereka termasuk yang menggerakkan ekonomi inovasi, dan kesuksesan mereka adalah kunci ekonomi New York yang kuat," katanya dikutip dari Reuters.
Signature Bank juga diketahui memiliki hubungan jangka panjang dengan Donald Trump dan keluarganya. Pasalnya, Signature Bank memfasilitasi rekening giro bagi Trump dan bisnisnya, serta menyediakan fasilitas kredit ke beberapa usaha keluarga.
Akan tetapi, Signature Bank memutuskan hubungannya dengan Trump pada 2021 setelah kerusuhan terjadi di Capitol Hill, yang mendesak Trump undur diri dari jabatan Presiden AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel