Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas berwenang Amerika Serikat (AS) meluncurkan langkah-langkah darurat untuk menopang kepercayaan pada sistem perbankan setelah kegagalan Silicon Valley Bank (SVB) mengancam akan memicu krisis keuangan yang lebih luas.
Regulator AS mengungkapkan bahwa para nasabah SVB akan memiliki akses ke semua deposito mereka dan menyiapkan fasilitas baru untuk memberikan bank akses ke dana darurat. Adapun, Federal Reserve (The Fed) juga mempermudah bank-bank untuk meminjam dana darurat.
Dilansir dari Reuters pada Senin (13/3/2023), meskipun langkah-langkah tersebut memberikan sedikit kelegaan bagi perusahaan-perusahaan yang menjadi nasabah SVB dan pasar global, kekhawatiran mengenai risiko-risiko perbankan yang lebih luas masih ada. Kondisi ini juga telah menimbulkan keraguan terkait the Fed akan tetap pada rencananya untuk kenaikan suku bunga yang agresif.
"Kami pikir langkah-langkah yang diambil oleh The Fed, Departemen Keuangan dan Federal Deposit Insurance Corp akan secara meyakinkan mematahkan lingkaran malapetaka psikologis di seluruh sektor perbankan regional," kata kepala strategi pasar di Corpay di Toronto Karl Schamotta.
Karl berpendapat bahwa secara adil atau tidak, drama ini akan berkontribusi pada tingkat volatilitas yang lebih tinggi, dengan para investor mengawasi dengan waspada akan adanya celah-celah lain yang akan muncul seiring dengan berlanjutnya pengetatan kebijakan The Fed.
Adapun, regulator juga bergerak cepat untuk menutup Signature Bank di New York, yang berada di bawah tekanan dalam beberapa hari terakhir.
Upaya-upaya yang lebih luas untuk mencegah krisis mengangkat saham-saham berjangka Wall Street di perdagangan Asia, membantu pasar-pasar yang lebih luas.
Seperti diketahui, Silicon Valley Bank adalah sebuah bank yang menjadi andalan bagi ekonomi startup. Bank terbesar ke-16 ini juga merupakan produk dari era uang murah selama beberapa dekade, dengan risiko-risiko unik yang membuatnya sangat rentan.
Namun, ketika terjadi aksi bailout terhadap bank ini minggu lalu, kekhawatiran bahwa bank-bank regional lainnya juga mengalami hal yang sama menyebar dengan cepat.
Bersamaa dengan The Fed yang siap untuk terus menaikkan suku bunga, para investor mengatakan bahwa sistem keuangan mungkin belum sepenuhnya keluar dari masalah.
Analis Goldman Sachs memaparkan mereka tidak lagi memperkirakan the Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya pada tanggal 21-22 Maret mendatang, di tengah-tengah tekanan di sektor perbankan.
"Apa yang harus diharapkan oleh para investor besok dan seterusnya adalah bahwa kita akan menghadapi banyak risiko peristiwa. Masih akan ada pertanyaan-pertanyaan yang tersisa dengan bank-bank regional lainnya." kata kepala eksekutif Tallbacken Capital Advisors Michael Purves.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel