Tanggapan China saat AS, Inggris dan Australia Siapkan Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Bisnis.com,14 Mar 2023, 15:26 WIB
Penulis: Hesti Puji Lestari
Presiden China Xi Jinping/ Bloomberg.

Bisnis.com, SOLO - China pernah berkomentar tentang rencana AS dan Inggris yang akan menjual senjata nuklir ke Australia.

Laporan BBC sebelumnya mengatakan jika China berpendapat bahwa kesepakatan AUKUS tersebut telah melanggar Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir.

Sebab dalam perjanjian Non-Poliferasi Nuklir, transfer bahan senjata nuklir dari negara senjata nuklir ke negara non-senjata nuklir adalah pelanggaran "terang-terangan" terhadap perjanjian.

Para pejabat Australia sempat menolak kritik tersebut, dengan alasan bahwa mereka berupaya untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir dan bukan kapal selam bersenjata nuklir.

“Pertanyaannya adalah benar-benar bagaimana China memilih untuk menanggapi karena Australia tidak mundur dari apa yang dilihatnya untuk kepentingannya sendiri di sini,” kata Charles Edel, penasihat senior dan ketua Australia di Pusat Strategis dan Pembelajaran Internasional.

"Saya pikir mungkin dari sudut pandang Beijing mereka telah menganggap Australia sebagai negara tengah yang dapat dirayu. Tapi nyaranta, telah sepenuhnya masuk ke kubu AS," tambahnya.

Dan benar saja, pada 13 Maret 2023, secara mengejutkan AS dan Inggris sepakat akan mengirim kapal serang bertenaga nuklir ke Australia.

Tujuannya jelas, kedua negara Barat tersebut ingin agar Australia punya kekuatan sendiri untuk menghadang kebangkitan China.

AS juga akan meningkatkan kunjungan pelabuhannya di Australia untuk memberi Negeri Kangguru tersebut lebih banyak informasi dan pengetahuan teknologi bertenaga nuklir sebelum memiliki kapal selam sendiri.

Laporan 9 News mengatakan jika kesepakatan AUKUS yang ditengahi secara diam-diam termasuk pembatalan kontrak senilai $90 miliar oleh pemerintah Australia untuk armada kapal selam konvensional buatan Prancis.

Baru-baru ini, pemimpin China Xi Jinping berjanji untuk meningkatkan keamanan nasional dan membangun militer negara menjadi "tembok baja besar".

Mungkin, kerjasama AUKUS inilah yang membuat Xi Jinping akan fokus pada peningkatan keamanan Tiongkok pada periode ketiganya sebagai Presiden ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hesti Puji Lestari
Terkini