Kacau, Saham Perbankan di Amerika Jatuh Hingga 60 Persen, Efek SVB Bangkrut

Bisnis.com,14 Mar 2023, 10:51 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora
Silicon Valley Bank (SVB) tutup. Hal ini berdampak pada krisis kepercayaan investor terhadap kinerja perbankan di Amerika Serikat./The Journal

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja saham perbankan di pasar modal Amerika ikutan memerah setelah peristiwa bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB).

Kini investor di pasar modal AS mengalami krisis kepercayaan, khususnya pada sektor perbankan mengingat adanya aksi bailout SVB. Harga bank yang jatuh dengan cepat, menyebabkan penghentian sementara perdagangan.

Kinerja saham selusin bank-bank di Amerika mengalami penurunan yang tidak terkendali. Regulator pasar modal melakukan intervensi untuk mencegah kehancuran harga saham yang tidak terkendali dengan menghentikan perdagangan.

Adapun saham First Republic Bank menjadi saham dengan kinerja terburuk pada hari itu, turun 60 persen hanya dalam sehari. Western Alliance yang berbasis di Arizona anjlok 45 persen, KeyCorp dan Comerica turun hampir 30 persen, dan Zions Bancorp yang berbasis di Utah turun sekitar 25 persen.

Namun, saham-saham bank besar tidak terlalu terpengaruh dengan isu SVB, tetapi mereka juga tidak kebal.

Citigroup dan Wells Fargo masing-masing turun lebih dari 7 persen, Bank of America turun 5,6 persen, dan JPMorgan Chase turun kurang dari 2 persen. Indeks bank KBW, yang melacak kinerja 24 bank besar, turun hampir 12 persen, menambah kerugian tajam minggu lalu yang menghapus hampir $200 miliar dari nilai agregat bank-bank dalam indeks.

"Inti dari semua ini adalah perilaku dan psikologi," kata Alan McKnight, kepala keuangan di Regions Wealth Management, bagian manajemen investasi Regions Bank yang berbasis di Birmingham, Alabama, dikutip dari The New York Times, Selasa (14/3/2023).

Saham First Republic Bank anjlok hingga 60 persen dalam sehari. Bila dikalkulasi, dalam 5 hari saham First Republic Bank telah anjlok hingga 89 persen. Kinerja saham sektor perbankan terpengaruh tutupnya Silicon Valley Bank (SVB)/tangkapan layar


Krisis di sektor perbankan di Amerika Serikat menjadi alarm untuk mengevaluasi ulang kinerja regulator perbankan. Di sisi lain, Federal Reserve juga  berpotensi untuk melanjutkan laju kenaikan suku bunganya.


Para investor di pasar modal luar negeri memiliki kekhawatiran akan ketahanan terhadap ekonomi bila suku bunga terus naik, ditambah lagi dengan akar masalah Silicon Valley Bank dan Signature yang terdampak dari kenaikan suku bunga dalam kurun waktu setahun terakhir.

Kenapa Silicon Valley Bank (SVB) Bangkrut?


Kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) telah menciptakan fenomena tersendiri di sektor keuangan Amerika Serikat dan juga dunia. Hal ini disebabkan, bank ini memfokuskan operasional bisnis pada pendanaan startup ini.

Penyebab gagalnya bisnis Silicon Valley Bank (SVB) lantaran gagal meningkatkan modal yang diiringi eksodus dana nasabah. Bahkan kebangkrutan SVB disebut-sebut menjadi yang terbesar kedua setelah era Great Recession.

Sebelumnya, SVB sempat mengklaim bahwa mereka telah mendanai hampir dari setengah perusahaan start up di Amerika Serikat pada 2021.

Salah satu penyebab terbesar kebangkrutan SVB adalah beratnya tekanan yang dihadapi perusahaan akibat tak mampu mengimbangi kenaikan suku bunga yang cukup agresif dari The Fed, Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Penaikan suku bunga The Fed telah membuat obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan kehilangan harga hingga ratusan miliar dolar AS dan menciptakan kepanikan di kalangan investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini