Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom memproyeksikan langkah Bank Indonesia (BI) untuk Maret 2023 akan menahan Suku bunga Bank Indonesia 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) tetap di level 5,75 persen.
Kepala Ekonom Bank BCA (BBCA) David Sumual menyampaikan BI berpotensi untuk menahan suku bunga acuan mengingat kondisi inflasi di Indonesia cukup terkendali dan cenderung melandai.
“Proyeksi tetap. Inflasi relatif terkendali dan kemungkinan akan kecenderungan melandai di H2-2023,” jelasnya, Rabu (15/3/2023).
Meski demikian, pemerintah perlu mewaspadai kenaikan harga pangan seperti beras, minyak goreng, dan daging ayam yang memiliki andil cukup banyak terhadap inflasi.
Adapun, dia menilai kondisi perbankan Amerika Serikat yang tengah ketar-ketir saat ini dipercaya tidak akan berdampak besar terhadap ekonomi Indonesia.
Justru, lanjutnya, kondisi tersebut sejauh justru menimbulkan dampak positif terhadap nilai tukar rupiah.
“Dampaknya tidak signifikan ke ekonomi RI. The Fed malah kemungkinan jadi tidak terlalu hawkish sehingga positif buat rupiah,” katanya.
Senada dengan David, Kepala Ekonom Bank Syariah Indonesia (BRIS) Banjaran Surya Indrastomo sepakat memproyeksikan bahwa BI akan menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen.
Prediksi tersebut meninjau dinamika perekonomian global, khususnya terkait kebijakan suku bunga acuan bank sentral dan target inflasi, dan perekonomian domestik menjelang kenaikan harga di momen Ramadan.
Banjar menjelaskan bahwa kondisi inflasi Indonesia tercatat sebesar 5,47 persen pada Februari, sedikit di atas target 2-4 persen.
Adapun, Gubernur BI pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Februari 2023 menyatakan bahwa BI meyakini bahwa BI7DRR sebesar 5,75 persen memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1 persen pada semester I/2023 dan inflasi IHK kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen pada semester II/2023.
“Pernyataan tersebut kemungkinan besar masih relevan untuk Maret, terutama menjelang kenaikan harga di bulan Ramadan,” jelasnya, Rabu (15/3/2023).
Banjar memastikan bahwa Ramadan menjadi momen musiman atau seasonal di mana bersifat expected inflation dan sulit ditahan karena tingginya permintaan.
“Maka kebijakan yang lebih dibutuhkan untuk stabilitas harga adalah dari kebijakan fiskal yang menyentuh sektor riil ketimbang kebijakan moneter,” jelasnya.
Adapun, BI telah menahan suku bunga acuan pada Februari 2023, yaitu sebesar 5,75 persen, setelah naik 225 bps sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel