IHSG Merah Lagi, Hanya Saham BMRI dan BBNI dari Big Cap yang Naik

Bisnis.com,15 Mar 2023, 15:33 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahan dengan koreksi 0,21 persen sehingga parkir di 6.628,13 pada perdagangan Rabu (15/3/2023). Saham big caps yang naik adalah BMRI dan BBNI.

Indeks komposit terkoreksi 13,67 poin menjelang pengumuman kebijakan suku bunga Bank Indonesia.

Berdasarkan data RTI, IHSG sempat bertahan di zona hijau dan mencapai level tertinggi 6.709,86 sepanjang sesi sebelum menutup perdagangan di posisi terendahnya di 6.628,13. Terdapat 232 saham yang parkir di zona hijau saat penutupan, sementara mayoritas 320 saham melemah dan 195 saham ditutup stagnan.

Mayoritas sektor terpantau ditutup melemah dengan koreksi terdalam terjadi pada sektor industri dasar sebesar 0,96 persen. Sektor infrastruktur menyusul dengan koreksi 0,95 persen dan teknologi melemah 0,92 persen.

Beberapa sektor yang menguat adalah transportasi sebesar 1,02 persen dan properti naik 0,33 persen. Di jajaran saham-saham berkapitalisasi besar, BMRI mengalami kenaikan tertinggi sebesar 1,26 persen sehingga parkir di Rp10.050. Kemudian disusul BBNI yang naik 0,28 persen.

UNVR mengalami koreksi terdalam dengan pelemahan 2,61 persen. Lalu TPIA dan TLKM menyusul sebesar 0,45 persen dan 0,25 persen.

Di tengah anjloknya IHSG, sebagian saham justru memuncaki posisi top gainers dengan kenaikan dua digit. Emiten anyar milik pengusaha Prajogo Pangestu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) kembali melesat menyentuh auto reject atas (ARA) 25 persen ke harga Rp825. Lalu TRIN menguat 24,30 persen dan IRSX naik 12,22 persen.

Sementara itu, saham terboncos mencakup NAYZ yang turun 9,52 persen, PICO turun 7 persen, dan NFCX melemah 6,97 persen.

Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebutkan IHSG secara teknikal berada pada oversold area dan tidak ada kenaikan volume signifikan yang bisa mendukung IHSG dari pelemahan signifikan dalam sepekan terakhir.

Pasar masih akan mencermati perubahan ekspektasi terhadap hasil FOMC pada 22 Maret 2023 setelah inflasi di AS turun ke 6 persen yoy pada Februari 2023, lebih rendah dari ekspektasi pasar di kisaran 6,2 persen yoy.

Hasil jajak pendapat terakhir menunjukkan mayoritas pelaku pasar masih meyakini kenaikan The Fed Rate sebesar 25 bps dalam FOMC tersebut. Hal itu akan turut mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap hasil RDG BI pada Kamis, 16 Maret 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini