BI: Kredit Perbankan Tumbuh 10,64 Persen Per Februari 2023

Bisnis.com,16 Mar 2023, 17:08 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat kredit perbankan mulai merangkak dengan tumbuh 10,64 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Februari 2023. Pertumbuhan kredit itu salah satunya didorong oleh sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan intermediasi perbankan terus meningkat sehingga mendukung upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi.

"Pertumbuhan kredit perbankan Februari 2023 kembali naik pada seluruh sektor ekonomi, yakni dari 10,53 persen yoy pada Januari 2023 menjadi 10,64 persen yoy," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Kamis (16/3/2023).

Sementara itu, pembiayaan pada perbankan syariah tercatat tumbuh lebih tinggi yakni mencapai 20,13 persen yoy pada Februari 2023.

Meskipun demikian, pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah pada Februari 2023 melambat jika dibandingkan dengan Januari 2023 yang tumbuh hingga 20,9 persen yoy.

Perry mengatakan penyaluran kredit yang tinggi pada Februari 2023 didorong oleh tersedianya sisi penawaran sejalan dengan kondisi likuiditas yang memadai dan standar penyaluran kredit perbankan yang longgar. Pada Februari 2023, rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) tercatat masih tinggi mencapai 29,09 persen.

"Likuiditas perbankan pada Februari 2023 juga didukung oleh pertumbuhan DPK sebesar 8,18 persen yoy," jelasnya. 

Dari sisi permintaan, Perry mengatakan kenaikan kredit juga ditopang oleh permintaan dari korporasi termasuk UMKM dan konsumsi rumah tangga yang terus membaik. 

Untuk segmen UMKM, pertumbuhan kredit terus berlanjut, khususnya penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang telah mencapai Rp5,87 triliun hingga akhir Februari 2023.

Selain itu, peningkatan kredit juga menurut Perry didukung oleh kebijakan BI yakni insentif makroprudensial berupa pengurangan giro wajib minimum (GWM) bagi bank yang menyalurkan kredit kepada sektor prioritas dan inklusif. 

"Ke depannya, BI akan terus mendorong perbankan untuk meningkatkan intermediasi guna mendukung pemulihan ekonomi," kata Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini