BI Lakukan Stress Test Setelah Tiga Bank di AS Bangkrut

Bisnis.com,17 Mar 2023, 14:03 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini penutupan tiga bank di Amerika Serikat (AS), yakni Silvergate Bank, Silicon Valley Bank, dan Signature Bank tidak akan berdampak pada ketahanan perbankan dalam negeri.

Di AS kejadian tersebut telah menimbulkan efek domino. Terbaru First Republic Bank juga terancam runtuh karena dilanda rush money. 

Berbeda dengan AS, Perry melihat ketahanan sistem keuangan khususnya perbankan di Indonesia tetap terjaga, baik dari sisi permodalan, risiko kredit, maupun likuiditas.

Berdasarkan laporan bank sentral, permodalan perbankan Tanah Air tetap tangguh dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 25,88 persen pada Januari 2023.

Selain itu, risiko kredit juga terkendali dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) tetap rendah atau pada level 2,59 persen secara bruto dan 0,76 persen secara neto.

Likuiditas perbankan sampai dengan posisi Februari 2023 pun terkendali karena didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 8,18 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Berbagai kondisi tersebut menopang ketahanan perbankan Indonesia sehingga diperkirakan kinerjanya tidak terdampak langsung oleh dinamika penutupan tiga bank di AS,” ujarnya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Kamis (16/3/2023). 

Perry juga mengatakan hasil stress test BI menunjukkan ketahanan perbankan dalam negeri tetap kuat. Ke depan, bank sentral akan terus memperkuat sinergi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi risiko makroekonomi domestik dan global. 

Meski demikian, penutupan tiga bank di AS perlu diwaspadai. Pasalnya, penutupan tersebut telah meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan global, yang kemudian menahan aliran modal ke negara berkembang dan mengerek tekanan nilai tukar di berbagai negara.

Perry menyatakan bahwa BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah guna memitigasi ketidakpastian pasar keuangan global, termasuk dampak rambatan penutupan bank di AS terhadap pasar keuangan domestik dan nilai tukar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini