Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan pembiayaan perbankan dari nasabah korporasi pada Februari 2023 masih lesu seiring penurunan kegiatan operasional korporasi akibat lemahnya permintaan domestik dan ekspor.
Berdasarkan data dari Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan yang dirilis Bank Indonesia (BI), kebutuhan pembiayaan korporasi pada Februari 2023 tercatat tumbuh positif tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 9,44 persen. Namun, posisinya melambat bila dibandingkan pada Januari 2023 dengan SBT yang tumbuh 12,19 persen.
Sementara itu, posisi SBT pembiayaan korporasi per Desember 2022 tumbuh 21,5 persen.
Berdasarkan sektornya, SBT pertambangan mengalami penurunan 1 persen pada Februari 2023. Padahal, pada Januari 2023, SBT pertambangan tumbuh 1 persen.
SBT industri pengolahan pada Februari 2023 tercatat tumbuh 2,5 persen. Namun, melambat dibandingkan Januari 2023 uang sebesar 3,6 persen.
Hanya sektor jasa saja yang mencatatkan peningkatan pertumbuhan SBT, dari posisi minus 0,4 persen pada Januari 2023, menjadi tumbuh positif 0,4 persen.
"Perlambatan yang terjadi merupakan dampak dari penurunan kegiatan operasional karena lemahnya permintaan domestik maupun ekspor," tulis laporan BI pada Sabtu (18/3/2023).
Sementara itu, mayoritas korporasi memenuhi kebutuhan pembiayaannya pada Februari 2023 dari dana sendiri atau 57,9 persen. Hanya sedikit korporasi yang memenuhi kebutuhan pembiayaannya melalui penambahan kredit baru dari perbankan atau 8,4 persen.
Korporasi lainnya memenuhi kebutuhan pembiayaannya dari utang perusahaan induk hingga menjual aset tetap dan nonproduktif.
Survei tersebut juga mencatat kebutuhan pembiayaan korporasi untuk 3 bulan yang akan datang tumbuh positif meski melambat. Perlambatan itu diindikasikan dari dampak permintaan mitra dagang yang masih lemah dan pesimisme peningkatan permintaan masyarakat terutama pada sektor pertambangan, reparasi mobil dan motor, serta industri pengolahan.
Meski begitu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kredit perbankan mulai merangkak pada Februari 2023, dengan pertumbuhan 10,64 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
"Pertumbuhan kredit perbankan Februari 2023 kembali naik pada seluruh sektor ekonomi, yakni dari 10,53 persen yoy pada Januari 2023 menjadi 10,64 persen yoy," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Kamis (16/3/2023).
Perry mengatakan, kenaikan kredit juga ditopang oleh permintaan dari korporasi termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta konsumsi rumah tangga yang terus membaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel