Emiten Lo Kheng Hong (DILD) Tinjau Capex Akibat Lesunya Segmen Apartemen

Bisnis.com,20 Mar 2023, 17:15 WIB
Penulis: Nuhansa Mikrefin Yoedo Putra
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti favorit Lo Kheng Hong, PT Intiland Development Tbk. (DILD) tengah menyusun kembali anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk 2023. Capex tersebut diperkirakan dibawah Rp1 triliun.

Direktur DILD Archied Noto Pradono mengatakan awalnya DILD memperkirakan membutuhkan capex hingga Rp1 triliun. Namun, pihaknya sedang meninjau ulang dengan capex nominal yang lebih rendah.

“Estimasi kita waktu itu Rp1 triliun, [tetapi] sekarang kita lagi kaji kembali angkanya di bawah itu,” ujar Archied kepada Bisnis, Senin (20/3/2023).

Dia mengatakan alasan meninjau ulang kembali capex adalah pasar apartemen atau high rise yang masih relatif lesu. Adapun dana capex nantinya akan digunakan untuk penyelesaian SQ Res dan 57 Promenade.

Dalam pendanaan capex, DILD rencananya akan menggunakan kas internal dan juga rencana penjualan dari inventory atau persediaan. DILD masih memiliki unit-unit stock dan inventory di beberapa proyek apartemen yang sudah dibangun.

Menilik presentasi perseroan pada semester I/2022, pembangunan SQ Res baru mencapai 45 persen. SQ Res yang terdiri dari dua tower kondominium tersebut diperkirakan rampung pada 2023.

Sementara untuk 57 Promenade pembangunannya sudah mencapai 93 persen sampai paruh pertama 2022. Adapun proyek tersebut sejatinya diperkirakan rampung pada 2022.

“[Capex untuk] penyelesaian apartemen SQ Res saja dan sisa pekerjaan yang 57 Promenade,” tuturnya.

Sebelumnya, Corporate Secretary Intiland Theresia Rustandi mengatakan kondisi pasar apartemen yang tingkat permintaannya masih rendah. Marketing sales dari segmen mixed use & high rise tercatat sebesar Rp159 miliar atau turun 59,2 persen dibandingkan Rp390 miliar pada 2021.

"Faktor lainnya juga disebabkan tahun lalu kami tidak tidak meluncurkan proyek apartemen baru," kata Theresia kepada Bisnis, dikutip Selasa (14/2/2023).

Dia menegaskan, pihaknya belum memiliki rencana ekspansi proyek apartemen baru dan hanya akan fokus pada penjualan unit-unit siap huni dari apartemen yang telah rampung dibangun. 

Selain karena pasokan yang masih tersedia dan pasar apartemen yang masih tertekan, menurut Theresia, pihaknya menilai maraknya proyek mangkrak belakangan ini mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat yang berpotensi menurunkan minat beli.

"Saat ini, hampir seluruh proyek apartemen Intiland sudah selesaikan dibangun dan proses finishing pembangunannya," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini