Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Askrida Syariah membukukan kenaikan laba 41,89 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atas laporan keuangan yang berakhir pada Desember 2022. Laba perusahaan tercatat naik menjadi Rp50,29 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp35,44 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia edisi Senin (20/3/2023), laba Askrida Syariah berasal dari jumlah pendapatan usaha yang tumbuh 21,24 persen yoy. Pendapatan perusahaan naik dari Rp359,48 miliar menjadi Rp435,83 miliar pada kuartal IV/2022.
Pertumbuhan tersebut terjadi di setiap pos, temasuk underwriting yang melesat 132,97 persen yoy menjadi Rp7,56 miliar dari semula Rp3,24 miliar. Selain itu, pos pendapatan investasi juga menjadi Rp6,78 miliar atau naik hingga 24,8 persen yoy dari Rp5,43 miliar.
Kenaikan bisnis membuat beban usaha juga naik. Tercatat beban usaha yang ditanggung Askrida Syariah merangkak naik menjadi Rp376,68 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp318,56 miliar atau naik 18,25 persen yoy.
Sampai akhir Desember 2022, Askrida Syariah membukukan total aset senilai Rp1,02 triliun. Aset perusahaan tumbuh 16,15 persen yoy dari Rp882,58 miliar pada posisi Desember 2021.
Beranjak ke pencapaian tingkat solvabilitas, rasio tingkat solvabilitas dana tabarru’ mencapai 347,67 persen. Sedangkan dana perusahaan berada di angka 3.776,27 persen pada 31 Desember 2022.
Sepanjang 2022, pemilik Askrida Syariah terdiri dari PT Asuransi Bangun Askrida sebesar 94,50 persen, PT Bank Aceh Syariah 5,00 persen, dan PT Askrida Multi Sarana sebesar 0,50 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel