Mengenal Sejarah Ketupat, Makna dalam Islam dan Cara Membuatnya

Bisnis.com,20 Mar 2023, 23:49 WIB
Penulis: Hana Fathina
Ketupat/Unsplash

Bisnis.com, JAKARTA - Ketupat adalah makanan yang khas disajikan bertepatan pada Hari Raya Idul Fitri. Ketupat dimakan dengan berbagai lauk dan makanan pendamping lainnya seperti opor, sambal goreng kentang ataupun daging. 

Bahan utama ketupat adalah beras yang dimasukkan ke dalam anyaman janur atau daun kelapa muda yang berbentuk persegi empat. Tradisi makan ketupat Ketika lebaran tersebar di seluruh Indonesia. Apalagi setiap daerah memiliki cara makan ketupat masing-masing. Ketupat sudah menjadi bagian dari budaya makanan Indonesia. 

Berikut ini adalah beberapa hal tentang ketupat yang sudah dilansir dari berbagai sumber:

1. Makna ketupat dalam islam

2. Sejarah ketupat

Kata “Ketupat” atau “Kupat” berasal dari bahasa Jawa “ngaku lepat” yang berarti “mengakui kesalahan”. Sehingga dengan ketupat sesame Muslim diharapkan mengakui kesalahan dan saling memaafkan serta melupakan kesalahan. 

Bungkus yang dibuat dari janur kuning melambangkan penolakan bala bagi orang Jawa. Sedangkan bentuk segi empat mencerminkan prinsip “kiblat papat lima pancer” yang bermakna bahwa kemanapun manusia menuju, pasti selalu kembali ke Allah SWT. 

Rumitnya anyaman bungkus ketupat mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia. Sedangkan warna putih ketupat Ketika dibelah dua mencerminkan kebersihan dan kesucian setelah mohon ampun dari kesalahan. Beras sebagai isi ketupat diharapkan menjadi lambang kemakmuran setelah hari raya. 

Biasanya ketupat disajikan bersama opor ayam dan sambal goreng. Ini pun ternyata ada makna filosofisnya. Opor ayam menggunakan santan sebagai salah satu bahannya. Santan dalam bahasa Jawa disebut dengan Santan yang memiliki makna “pangapunten” alias memohon maaf. 

3. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat ketupat

Cara membuat ketupat:

Itulah serba-serbi tentang ketupat yang perlu kamu ketahui. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini