Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) mencatatkan laba bersih Rp13,21 miliar pada tahun buku 2022, susut 24,34 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya Rp17,46 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, penyusutan laba bersih tersebut didorong oleh membengkaknya beban bunga 14,60 persen yoy menjadi Rp225,91 miliar.
Beban tenaga kerja pun naik dari Rp107,99 miliar pada 2021 menjadi Rp108,97 miliar pada 2022. Kemudian, beban promosi membengkak 204,56 persen yoy menjadi Rp18,07 miliar.
Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Bank Oke kemudian meningkat 196 basis poin (bps) dari 95,33 persen pada 2021 menjadi 97,28 persen pada 2022. Semakin tinggi BOPO menandakan semakin tidak efisien bank dalam mengelola biaya operasionalnya.
Laba bersih Bank Oke yang menyusut juga didorong oleh membengkaknya kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) 141,26 persen yoy menjadi Rp145,35 miliar pada 2022.
Rasio profitabilitas Bank Oke pun tercatat memburuk. Imbal ekuitas (return on equity/ROE) emiten bank berkode DNAR itu turun 29 bps menjadi hanya 0,41 persen pada 2022. Kemudian, imbal aset (return on asset/ROA) turun 16 bps menjadi 0,22 persen pada 2022.
Pada sisi intermediasi, DNAR telah menyalurkan kredit Rp8,06 triliun pada 2022, tumbuh 46,11 persen yoy pada 2022. Aset Bank Oke pun naik 31,88 persen yoy menjadi Rp10,18 triliun pada 2022.
Bank Oke juga bisa menjaga kualitas asetnya, tercermin dari penurunan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) yang menurun dari 3,58 persen pada 2021 menjadi 2,75 persen pada 2022. Kemudian, NPL nett menyusut dari 2,62 persen pada 2021 menjadi 2,06 persen pada 2022.
Untuk pendanaan, Bank Oke telah mendapatkan dana pihak ketiga (DPK) Rp5,36 triliun pada 2022, tumbuh 36,60 persen yoy. Dana murah atau current account savings account (CASA) Bank Oke juga tumbuh 61,67 persen yoy menjadi Rp1,14 triliun pada 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel