Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Muamalat menargetkan pembiayaan konsumer tumbuh melebihi 130 persen sepanjang 2023. Untuk mewujudkan hal tersebut, Bank Muamalat akan menggandeng platform properti end-to-end Pinhome.
Direktur Bank Muamalat Wahyu Avianto mengatakan, portofolio KPR tahun ini diprediksi menjadi pendorong pertumbuhan pembiayaan. Take over menjadi andalan karena perseroan menilai animo masyarakat untuk mengalihkan pembiayaan rumahnya ke bank syariah cukup tinggi seiring dengan tren hijrah di masyarakat.
“Dimana kontributor terbesar adalah KPR khususnya skema take over. Kami telah menyiapkan produk unggulan yang diberi nama KPR iB Hijrah bagi para nasabah yang menginginkan pembiayaannya dilakukan berdasarkan prinsip syariah,” ujarnya dalam keterangan resmi Selasa (21/3/2023).
Saat ini, bank yang sebagian besar sahamnya dipegang oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) tersebut menyediakan program khusus untuk nasabah, yaitu special take over KPR iB Hijrah dengan margin ringan sebesar 6.99 persen fix 3 tahun.
Adapun, secara lebih rinci guna mengejar target pertumbuhan bisnis tersebut perseroan membangun Consumer Processing Center (CPC) yang berlokasi di 6 kota yaitu Jakarta, Bandung, Medan, Yogyakarta, Surabaya dan Makassar.
CPC tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan pemenuhan Service Level Agreement (SLA) yang pada akhirnya akan mempercepat proses pengajuan pembiayaan dengan tetap memastikan kualitas yang baik.
Sebelumnya, Bank Muamalat telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp11,25 triliun sepanjang 2022, tumbuh 16,70 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp9,64 triliun.
Berdasarkan laporan keuangannya, Bank Muamalat telah menyalurkan pembiayaan bagi hasil untuk mudharabah dan musyarakah masing-masing sebesar Rp564,05 miliar dan Rp10,69 triliun sepanjang 2022.
Pertumbuhan pembiayaan itu membuat aset Bank Muamalat semakin tebal menjadi Rp61,4 triliun per 31 Desember 2022, tumbuh 4,2 persen yoy dari Rp58,9 triliun per 31 Desember 2021.
Meski begitu, rasio pembiayaan macet atau nonperforming financing (NPF) di Bank Muamalat semakin tinggi. NPF gross di Bank Muamalat naik dari 0,67 persen pada 2021 menjadi 2,78 persen pada 2022. NPF nett pun naik dari posisi 0,86 persen pada 2021 menjadi 0,08 persen pada 2022.
Adapun, himpunan dana pihak ketiga (DPK) hingga Desember 2022 tercatat Rp46,14 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel