Jelang Rapat FOMC, Rupiah Dibuka Menguat ke Rp15.341 per dolar AS

Bisnis.com,21 Mar 2023, 09:30 WIB
Penulis: Artha Adventy
Foto gambar mata uang rupiah dengan nominal Rp100.000. - Bloomberg/Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah dibuka menguat ke level Rp15.341 di hadapan dolar AS hari ini, Selasa (21/3/2023), di tengah penantian investor akan hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Selasa hingga Rabu pekan ini.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah menguat 0,12 persen atau 18,5 poin ke posisi Rp15.341 per dolar AS. Rupiah dibuka menguat bersama sebagian besar mata uang Asia. Adapun, indeks dolar AS terpantau menguat 0,03 persen ke posisi 102,964.

Yen Jepang menguat 0,02 persen, dolar Hong Kong menguat 0,03 persen, won Korea menguat 0,29 persen, peso Filipina menguat 0,74 persen, ringgit Malaysia menguat 0,23 persen, serta bath Thailand menguat 0,10 persen. 

Sementara itu, mata uang yang terpantau melemah adalah dolar Singapura sebesar 0,08 persen, dolar Taiwan 0,09 persen, rupee India melemah 0,11 persen dan yuan China melemah 0,001 persen. 

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.350 - Rp15.410.

Ibrahim menjelaskam perhatian pasar tertuju pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Selasa hingga Rabu pekan ini waktu setempat. Sudah tentu The Fed akan menaikan suku bunga acuan sebesar 25-50 bps. 

“Oleh karena itu, guna menjaga stabilitas dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi Pemerintah dan Bank Indonesia terus memperkuat respons strategi bauran kebijakan,” jelasnya dalam riset harian, dikutip Selasa (21/3/2023). 

Tujuannya untuk memperkuat operasi moneter untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter, sehingga  memperkokoh stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation. 

Melalui intervensi di pasar valuta asing (valas) dengan transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder

Kemudian, Pemerintah dan BI Bersama-sama memperkuat pengelolaan devisa hasil ekspor melalui instrumen operasi moneter valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) berupa term deposit (TD) valas DHE sebagai instrumen penempatan DHE oleh eksportir melalui bank kepada BI sesuai dengan mekanisme pasar yang telah berlaku per 1 Maret 2023.

Selain itu, pihaknya juga melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman kepada aspek profitabilitas perbankan dan dampak suku bunga kebijakan terhadap suku bunga kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini