Wall Street Anjlok Usai The Fed Umumkan Kenaikan Suku Bunga

Bisnis.com,23 Mar 2023, 06:47 WIB
Penulis: Ibad Durrohman
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks saham di bursa Wall Street anjlok pada penutupan perdagangan Rabu (22/3/2023) waktu setempat, setelah Federal Reserve AS mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen ke kisaran 4,75 persen-5 persen.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 530,49 poin atau 1,63 persen ke level 2.030,11. Sementara Indeks S&P 500 anjlok 65,90 poin atau 1,65 persen menjadi berakhir di 3.936,97. Indeks Komposit Nasdaq merosot 190,15 poin atau 1,60 persen, menuju level 11.669,96.

Semua 11 sektor utama S&P 500 mengakhiri sesi jauh di wilayah negatif, dengan sektor real estat mengalami penurunan persentase paling tajam, penurunan satu hari terbesar sejak 13 September.

Tiga indeks saham utama AS, yang sebagian besar tanpa arah sebelum pengumuman Fed, melonjak lebih tinggi tapi kemudian melemah kembali karena investor mencerna pernyataan yang menyertainya dan sesi tanya jawab selanjutnya dari Ketua Jerome Powell.

"Pasar terdorong ketika mendengar bahwa Fed telah mempertimbangkan untuk berhenti sepenuhnya dan kemudian kecewa ketika Powell mengklarifikasi bahwa tangan mereka tidak terikat dan bahwa mereka dapat terus menaikkan suku bunga jika perlu," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisor Alliance di Charlotte, Carolina Utara sebagiaman dikutip dari Antara, Kamis (23/3/2023).

Dalam pernyataan The Fed, anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengatakan beberapa pengetatan tambahan mungkin dilakukan, tetapi mengisyaratkan bahwa pihaknya hampir menghentikan kenaikan di masa depan mengingat gejolak baru-baru ini di sektor keuangan.

Keuntungan berkurang selama pernyataan Powell dan sesi tanya jawab di mana dia berjanji untuk menggunakan semua alat yang tersedia untuk menjaga agar sistem perbankan tetap sehat, tetapi menegaskan kembali komitmen bank sentral untuk mengekang inflasi.

"Indeks maju-mundur karena ada begitu banyak yang dipertaruhkan, menjadi yang pertama mengevaluasi dampak dari pernyataan tersebut dan konferensi pers berikutnya," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi CFRA Research di New York.

"Mungkin investor mengharapkan The Fed menghentikan kenaikan ini, mengungkapkan ketidaksenangan mereka bahwa kenaikan suku bunga mungkin berlanjut untuk satu atau dua pertemuan lagi," lanjut Sam.

Kekhawatiran bertahan bahwa pertempuran agresif Fed melawan inflasi dapat menyebabkan ekonomi ke dalam resesi, dan gejolak baru-baru ini di sektor perbankan, yang dipicu oleh kegagalan SVB Financial Group dan Signature Bank telah memperburuk ketakutan tersebut.

Aksi jual diperparah oleh pernyataan Menteri Keuangan Janet Yellen di hadapan anggota parlemen bahwa Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) tidak mempertimbangkan "blanket insurance" untuk simpanan yang timbul dari perselisihan baru-baru ini di sektor tersebut.

Sektor perbankan berbalik arah setelah rebound dua sesi beruntun, dengan indeks S&P Bank dan indeks KBW Regional Bank masing-masing jatuh 3,7 persen dan 5,3 persen.

Saham First Republic Bank terjun 15,5 persen dalam perdagangan yang fluktuatif di tengah kekhawatiran bahwa mungkin perlu berhemat atau mencari dukungan pemerintah.

Pacific Western Bank mengumumkan telah mengumpulkan 1,4 miliar dolar AS dari perusahaan investasi Atlas SP Partners dan sahamnya anjlok 17,1 persen. Sementara itu, Western Alliance Bancorp turun 5,0 persen.

Emiten ritel GameStop Corp melonjak 35,2 persen setelah membukukan laba kuartal keempat yang mengejutkan.

Platform e-commerce mobil bekas Carvana Co terangkat 6,3 persen setelah pengumumannya memperkirakan kerugian kuartal saat ini yang lebih kecil sebagai akibat dari langkah-langkah pemotongan biaya.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,84 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,70 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini