Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh sebesar 7,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau mencapai Rp8.300 triliun.
Pertumbuhan tersebut melambat jika dibandingkan dengan periode Januari 2023 yang tumbuh sebesar 8,2 persen yoy.
“Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit [M1] sebesar 6,6 persen yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 8,5 persen yoy,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Jumat (24/3/2023).
Adapun, M1 terdiri dari uang kartal di luar Bank Umum dan BPR, giro rupiah dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.
BI mencatat, komponen uang kartal yang beredar di masyarakat pada Februari 2023 mencapai Rp813,9 triliun atau tumbuh 2,3 persen yoy, jauh melambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,5 persen yoy.
Giro rupiah juga tumbuh melambat sebesar 13,6 persen yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 15,0 persen yoy.
Sementara itu, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 47,2 persen terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.151,7 triliun, tumbuh sebesar 3,5 persen yoy, melambat dari bulan sebelumnya 4,1 persen yoy.
BI juga mencatat komponen surat berharga selain saham dengan pangsa 0,3 persen terhadap M1 tumbuh sebesar 8,6 persen yoy, dari pertumbuhan 19,7 persen pada bulan sebelumnya.
Di sisi lain, uang kuasi dengan pangsa 44,8 persen dari M2, tercatat sebesar Rp3.719,0 triliun pada Februari 2023, tumbuh sebesar 9,6 persen yoy dari bulan sebelumnya 7,7 persen yoy.
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan simpanan berjangka sebesar 4,9 persen yoy pada Februari 2023 dan giro valas yang tumbuh sebesar 35,8 persen yoy.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, perkembangan M2 pada Februari 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan aktiva dalam negeri bersih, yang tumbuh sebesar 8,2 persen yoy, sejalan dengan perkembangan tagihan kepada sektor lainnya sebesar yang tumbuh sebesar 9,4 persen yoy dan modal 5 persen yoy.
Lebih lanjut, tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat terkontraksi sebesar 19,6 persen yoy, dipicu oleh perkembangan tagihan sistem moneter kepada Pempus sebesar 8,1 persen.
Di sisi lain, penyaluran kredit pada Februari 2023 tumbuh sebesar 10,4 persen yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 10,2 persen yoy, seiring dengan perkembangan penyaluran kredit produktif dan konsumtif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel