Prabowo Nikmati Endorsement Jokowi, Tapi Ditinggal Pemilih Islam

Bisnis.com,26 Mar 2023, 16:49 WIB
Penulis: Dany Saputra
Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto saat meninjau kawasan food estate di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, awal Juli 2020./Instagram-Prabowo

Bisnis.com, JAKARTA --Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkap bahwa dukungan berbentuk endorsement dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki efek yang cukup signifikan terhadap elektabilitas Prabowo Subianto

Prabowo, kata Burhanuddin, benar-benar menikmati tren peningkatan elektabilitas dalam beberapa bulan terakhir di antaranya berkat kode-kode dari Presiden yang menunjukkan ke arah dukungan. 

Hasilnya, endorsement Jokowi itu berdampak pada peningkatan elektabilitas Prabowo di kalangan pemilih Jokowi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. 

"Kalau tidak ada endorsement Pak Jokowi, pemilih Pak Jokowi [2019] yang sekarang memilih Pak Prabowo tinggal menunggu waktu habis. Kemudian ada endorsement, trennya mengalami kenaikan. Kalau kita bandingkan tren jika tidak ada endorsement dan setelah endorsement, itu kenaikannya sekitar 2 persen," jelas Burhanuddin, Minggu (26/3/2023). 

Namun demikian, efek endorsement Kepala Negara kepada Prabowo di kalangan pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 cenderung tidak jelas. Menurut Burhanuddin, hal tersebut lantaran pemilih Prabowo pada 2019 yang telah meninggalkannya sejak dia merapat ke pemerintahan.

Langkah dari pemilih Prabowo pada 2019 itu bahkan sudah terjadi jauh sebelum deklarasi Partai Nasdem untuk mendorong Anies Baswedan sebagai capres 2024. 

"Siapa yang lari? Terutama basis [kelompok] Islam sudah pada lari. Yang tersisa adalah core voter Pak Prabowo. Makanya ketika Pak Jokowi melakukan endorsement, efeknya terhadap pendukung Prabowo di 2019 itu kecil," terangnya. 

Adapun elektabilitas Prabowo tercatat naik setidaknya dalam dua survei terbaru Indikator Politik Indonesia, yakni pada Februari dan Maret 2023. Posisi Prabowo di atas mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang kini cenderung turun, dan masih di bawah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang disebut mengalami stagnasi penambahan suara. 

"Ganjar cenderung stuck, sementara itu Prabowo ada kenaikan positif dalam beberapa bulan terakhir. Anies ada tren penurunan," kata Burhanuddin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Edi Suwiknyo
Terkini