Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) telah bekerja sama dengan 20 bank untuk menampung devisa hasil ekspor (DHE) para eksportir SDA. Citibank N.A., Indonesia hingga PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang termasuk ke dalam 20 bank tersebut mengungkapkan sejumlah manfaat yang didapatkan bank penampung DHE itu
Head of Treasury and Trade Solution Citi Indonesia Yoanna Darwin mengatakan dengan mendukung upaya pemerintah dalam merancang program DHE, Citibank dapat turut berkontribusi dalam meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) valas di dalam negeri. "Kami juga bisa memfasilitasi transaksi ekspor impor secara menyeluruh atau end-to-end process serta proses cross selling, terutama bagi nasabah multi nasional Citi," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Kebijakan tersebut juga menurutnya menjadi peluang bagi perseroan dalam melebarkan target pasar di layanan ekspor impor. "Kami juga akan melakukan sosialisasi dan pengembangan proses atau infrastruktur untuk mendukung pelaksanaan regulasi ini," ujarnya.
Sejauh ini realisasi transaksi remitansi dan deposito valas pada 2022 dari Citibank di Indonesia telah tumbuh berada di kisaran double digit.
Sebelumnya, Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan dengan menjalankan kebijakan baru terkait DHE, bank akan mendapatkan insentif atas penempatan dana di rekening khusus pada instrumen Term Deposit Valuta Asing (TD Valas) DHE.
"Insentif bagi bank atas penempatan dana dari Reksus DHE SDA pada instrumen TD Valas DHE di Bank Indonesia antara lain berupa agent fee/spread dengan memperhatikan tenor TD Valas DHE," jelasnya kepada Bisnis.
Dia melanjutkan, insentif yang didapat juga berupa pengecualian dana atas penempatan pada instrumen tersebut dari komponen DPK yang digunakan dalam perhitungan giro wajib minimum dalam valuta asing dan rasio intermediasi makroprudensial.
Di samping itu, bank juga dapat menggunakan simpanan DHE untuk sumber pembiayaan. Aestika menjelaskan, adapun dalam mengelola dana DHE tersebut, BRI menggunakan metode pool of fund.
"Maka seluruh dana bersifat blended dan dapat digunakan untuk berbagai macam pembiayaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan sepanjang tercatat sebagai dana pihak ketiga BRI." pungkasnya.
Sebelumnya, BBRI mencatatkan bahwa simpanan valas mengalami tren positif pada Desember 2022. Hal itu tercermin dari giro dan tabungan valas yang mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 72,96 persen dan 53,68 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Jahja Setiaatmadja menilai aturan yang akan dilaksanakan pemerintah mampu memperkuat perekonomian nasional, khususnya nilai tukar rupiah.
"Jika dilakukan secara baik maka itu akan menambah suplai dari USD [dolar Amerika Serikat], karena kita lihat ada penguatan dari pada rupiah terhadap dollar AS," ujar Jahja.
Jahja mengatakan bahwa perbankan juga akan mendukung langkah tersebut, salah satunya dengan penguatan literasi kepada nasabah.
Sebagaimana diketahui, BI telah resmi meluncurkan instrumen operasi moneter TD Valas DHE, untuk memfasilitasi penempatan DHE oleh eksportir di BI melalui bank yang ditunjuk (appointed bank).
Daftar 20 bank terpilih yang telah ditunjuk BI:
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
- PT Bank Central Asia Tbk.
- PT Bank CIMB Niaga Tbk.
- PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
- PT PAN Indonesia Bank Tbk.
- PT Bank DBS Indonesia
- PT Bank Maybank Indonesia Tbk.
- PT Bank Mizuho Indonesia
- PT Bank OCBC NISP Tbk.
- PT Bank Permata Tbk.
- PT Bank UOB Indonesia
- Standard Chartered Bank
- Bank Of China
- Citibank, N.A., Indonesia
- JP Morgan Chase Bank
- PT Bank ICBC Indonesia
- MUFG Bank, Ltd.
Direktur Departemen Komunikasi BI Fadjar Majardi menyampaikan bahwa mulai 1 Maret 2023 lalu, eksportir sudah dapat menempatkan dana di rekening khusus DHE melalui appointed bank tersebut yang kemudian akan diteruskan ke BI.
Fadjar mengatakan, implementasi TD Valas akan dilakukan sesuai dengan mekanisme pasar, yang kemudian diharapkan dapat mendorong serapan DHE guna mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dan memperkuat perekonomian domestik.
Bagi eksportir, BI akan menawarkan suku bunga valas yang kompetitif melalui instrumen TD Valas DHE dengan memperhatikan tiering nominal dan tenor.
Sementara bagi perbankan, BI akan memberikan insentif berupa pengecualian dana dari komponen dana pihak ketiga (DPK) untuk perhitungan giro wajib minimum (GWM) dan rasio intermediasi makroprudensial (RIM), serta agent fee/spread dengan memperhatikan tenor TD Valas DHE.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel