Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI telah menyalurkan kredit berorientasi ekspor pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan komersial Rp26,7 triliun pada tahun lalu. Kini, BNI berupaya melanjutkan misinya menggenjot kredit ekspor melalui berbagai cara.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan portofolio kredit berorientasi ekspor pada tahun lalu itu tumbuh 39,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Menurutnya, BNI memang merupakan bank badan usaha milik negara (BUMN) yang ditugaskan tidak hanya untuk memperkuat UMKM, tetapi juga mendukung mereka agar bisa memanfaatkan potensi pasar global.
Selama ini, BNI aktif mendukung peningkatan akses pembiayaan bagi UMKM dari kota, desa, hingga tingkat global. Salah satu upaya yang sudah dilakukan BNI dalam mendorong UMKM Indonesia bisa ekspor yakni melalui cluster financing yang disesuaikan dengan potensi bisnis masing-masing daerah.
"Tahun ini upaya untuk memperkuat ekspor akan terus kami lanjutkan. Kami harap hal ini dapat membantu upaya pemerintah untuk melanjutkan tren positif pertumbuhan ekonomi di periode transisi endemi," ujar Royke dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
BNI pun menyiapkan ancang-ancang dalam menggenjot kredit ekspornya tahun ini. Salah satu cara yang dilakukan BNI adalah dengan memanfaatkan BNI Xpora. Program ini memfasilitasi UMKM untuk mendapatkan dukungan berupa peningkatan kapasitas dan kualitas produksi, edukasi penyusunan laporan keuangan, serta dukungan akses pemasaran produk ke luar negeri melalui business matchmaking dengan buyer di pasar global.
BNI melakukan lebih dari 40 pelatihan dan sosialisasi Xpora baik kepada internal BNI maupun kepada UMKM untuk memperkuat pengetahuan dan keterampilan pegawai dan UMKM.
“BNI juga terus aktif dalam upaya mendorong UMKM berkembang dan go global," kata Royke.
Tahun ini, BNI juga akan fokus memberikan pembiayaan kluster pada sektor pertanian. Menurutnya, pertumbuhan debitur yang dibiayai pada sektor ini rata-rata di atas 10 persen.
Kemudian, BNI melakukan beberapa program di antaranya meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) pemroses kredit melalui pelatihan tematik yang disesuaikan dengan potensi daerah.
BNI juga mendorong integrasi hulu ke hilir untuk menciptakan ekosistem pembiayaan khususnya di sektor pertanian seperti kerja sama dengan holding Pupuk Indonesia untuk memastikan ketersediaan pupuk.
Lalu, BNI menyediakan business matching dan perkenalan antara pemasok dalam negeri dan pembeli di luar negeri. BNI pun memanfaatkan koneksi cabang luar negeri dan diaspora dengan 116 acara business matching yang diadakan hingga saat ini.
Selain itu, BNI menggarap pasar luar negeri yang potensial, salah satunya pasar di Afrika. Direktur Corporate & International Banking BNI Silvano Rumantir mengatakan Afrika adalah benua yang memiliki potensi sangat besar sehingga disebut sebagai future continent.
Potensi ekspor Indonesia ke pasar Afrika secara keseluruhan mencapai Rp126,19 triliun dengan nilai potensi yang belum dimanfaatkan mencapai US$4,56 miliar atau Rp70,5 triliun.
Adapun, produk ekspor Indonesia ke Afrika secara agregat dengan daya saing tinggi diantaranya adalah produk sawit dan turunannya, sabun, kopi, kendaraan bermotor, pipa, saus, produk kertas, dan produk karet.
"Tentunya kami akan berupaya memberikan value added guna memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Afrika," kata Silvano dalam keterangan tertulis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel