Media Roundtable Discussion UOB Indonesia: Visi Indonesia 2045, Ekonom Sarankan Jurus Ini

Bisnis.com,29 Mar 2023, 16:04 WIB
Penulis: Alifian Asmaaysi
Head of Digital Bank PT Bank UOB Indonesia Fajar Septandri Maharjaya (dari kanan) memberikan pemaparan bersama Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja, Fintech and Payment Business Head Tokopedia Vira Widiyasari, Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Sally Marintan Hutapea dan Redaktur Pelaksana Bisnis Indonesia Hendri T. Asworo dalam acara Media Roundtable Discussion UOB Indonesia di Jakarta, (28/3/2023)./Bisnis - Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Mewujudkan visi Indonesia 2045 yang disusun oleh Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) yakni menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar kelima di dunia dengan pendapatan per kapita mencapai US$25.000 membutuhkan akselerasi digital.

Pasalnya, bila mengacu pada Data Badan Pusat Statistik (BPS) produk domestik bruto (PDB) Indonesia sepanjang 2022 tercatat Rp19.588,4 triliun. Dengan besaran tersebut, setidaknya dibutuhkan minimal PDB dua kali lipat untuk bisa mendekati posisi lima besar ekonomi dunia pada 2045 mendatang.

Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menjelaskan bahwa transformasi digital dinilai menjadi katalis yang mampu menumbuhkan perekonomian melalui percepatan perputaran uang. Dia menekankan, untuk mengejar target PDB Indonesia menjadi lima besar dunia, dibutuhkan ruang pertumbuhan ekonomi baru yang efisiensi dan mudah diakses.

"Sehingga transformasi digital adalah kunci untuk menjadi ekonomi terbesar kelima dunia," kata Enrico di Jakarta, Selasa (28/3/2023).

Enrico melanjutkan, pola konsumsi masyarakat juga akan berpindah ke ranah digital yang semakin berguna dalam kehidupan. Kondisi yang secara paralel membuat uang berputar menjadi lebih cepat karena pengguna jasa tidak terbatas ruang dan waktu.

"Dibutuhkan velositas (kecepatan perputaran uang) untuk membuat pertumbuhan ekonomi mencapai di atas 7 persen. Meski demikian regulator perlu menjaga dengan policy," katanya.

Lebih lanjut, regulasi yang mengatur upaya digitalisasi sektor industri keuangan dinilai menjadi komponen penting untuk menahkodai industri perbankan RI agar terhindar dari kejadian seperti jatuhnya silicon valley bank (SVB). Saat ini,  Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 masih menjadi panduan bagi industri perbankan di Tanah Air.

Adapun, BSPI 2025 adalah arah kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia untuk menavigasi peran industri sistem pembayaran di era ekonomi dan keuangan digital. Blueprint berisi 5  visi sistem pembayaran Indonesia 2025 yang dilaksanakan oleh 5 (lima) working group yaitu Open banking, Sistem Pembayaran Ritel, Sistem Pembayaran Nilai Besar dan Infrastruktur Pasar Keuangan, Data dan Digitalisasi, dan Reformasi Regulasi, Perizinan, dan Pengawasan.

Sejalan dengan hal tersebut, Head of Digital Bank UOB Indonesia Fajar Septandri Maharjaya  menyatakan bahwa pihaknya siap untuk turut mendukung ekosistem digital di Tanah Air. Salah satunya, melalui layanan bank digital milik UOB yakni TMRW.

Menurutnya, layanan perbankan digital diklaim mampu membantu mengakuisisi nasabah dengan lebih cepat tanpa harus menghadirkan kantor cabang. Meski demikian, layanan ini perlu ditambah dengan konsep Relationship Manager (RM) bagi nasabah yang kebutuhannya bukan sekadar transaksi perbankan.

"Digital bank sangat powerful untuk akuisisi [nasabah baru]. Kuncinya fitur yang lengkap dan melayani lifestyle namun untuk wealth segment masih membutuhkan [komunikasi profesional] dari RM," katanya.

Di samping itu, Vira Widiyasari selaku Senior Vice President Fintech & Payments Tokopedia Tokopedia menyebutkan kolaborasi layanan digital juga menjadi salah satu bentuk dukungan pihaknya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Tanah Air.

Ekosistem Tokopedia yang bergabung dengan Gojek dan Gopay mempercepat tingkat literasi keuangan masyarakat. Dengan lebih dari 12 juta penjual terdaftar, pihaknya mencatat 86,5 persen merupakan penjual baru. 

"Layanan kami menjangkau 99 persen kecamatan dengan lebih dari 40 produk digital. Pada saat pandemi, terjadi peningkatan 2,5 kali UMKM perempuan" pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini