Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. atau Bank Banten (BEKS) masih melaporkan rugi bersih sebesar Rp239,28 miliar hingga kuartal IV/2022.
Namun, rugi bersih tercatat susut 10 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari posisi pada tahun sebelumnya Rp265,17 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dibagikan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), kerugian BEKS salah satunya didorong oleh beban operasional perseroan yang masih terus membengkak 41 persen menjadi Rp538,46 miliar sepanjang 2022.
Lebih rinci, pembengkakan beban operasional tersebut terdiri dari beban umum dan administrasi yang naik 59 persen menjadi Rp398,96 miliar dari posisi sebelumnya Rp250,64 dan beban tenaga kerja dan tunjangan yang naik tipis menjadi Rp139,70 miliar dari Rp132,48 miliar.
Sementantara itu, pendapatan bunga BEKS tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 48 persen ke level Rp460,46 miliar.
Namun, kenaikan tersebut juga diikuti oleh peningkatan beban bunga menjadi Rp304,16 miliar dari posisi sebelumnya Rp251,4 miliar.
Kendati demikian, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) bank mengalami peningkatan 166 persen menjadi Rp156,3 miliar dari posisi pada 2021 sebesar Rp58,86 miliar.
Mengingat sejak 2014 bank masih mengalami rugi bersih secara berturut-turut, alhasil akumulasi saldo rugi bank per 31 Desember 2022 menjadi Rp2,89 triliun.
Sedangkan pada tahun sebelumnya saldo rugi tercatat Rp2,67 triliun.
Sejalan dengan hal tersebut, ekuitas terpantau terus merosot. Hingga Desember 2022, ekuitas BEKS tercatat Rp7,22 triliun atau susut 18 persen dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya Rp8,84 triliun.
Sementara dari sisi kredit, Bank mencatat peningkatan jumlah kredit menjadi Rp3,69 triliun dari Rp2,7 triliun pada 2021. Utamanya, penyaluran kredit deras mengalir pada kredit konsumsi mencapai Rp3,14 triliun.
Kemudian, kredit modal kerja pihak ketiga tercatat Rp505,78 miliar, kredit modal kerja pihak berelasi Rp3 miliar, dan kredit investasi sebesar Rp43,55 miliar.
Adapun, cadangan kerugian penurunan nilai ditetapkan sebesar Rp383,24 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel