Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) Sukses Balikan Rugi Jadi Laba Rp154,22 Miliar

Bisnis.com,31 Mar 2023, 13:11 WIB
Penulis: Ibad Durrohman
Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) saat diwawancari oleh awak media di ruang Komisi B DPRD DKI Jakarta, Kamis (19/1/2023). JIBI/Bisnis- Nabil Syarifudin Alfaruq

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengelola taman rekreasi Ancol dan Dufan, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang 2022 setelah berhasil membalikan rugi menjadi laba sebesar Rp154,22 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan 2022 yang dipublikasikan, Jumat (31/3/2023), emiten berkode PJAA ini mencatatkan pendapatan usaha Rp957,87 miliar naik 146,02 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp389,34 miliar.

Seiring dengan naiknya pendapatan, beban pokok pendapatan dan beban langsung perseroan pada 2022 juga meningkat menjadi Rp413,86 miliar dari sebelumnya Rp289,44 miliar di tahun 2021.

Dengan demikian, laba bruto perseroan tercatat meningkat signifikan menjadi Rp544,01 miliar per 2022 dibandingkan dengan Rp99,89 miliar pada 2021.

Adapun, beban umum dan administrasi meningkat menjadi Rp224,71 miliar dari Rp193,93 miliar, bersamaan dengan beban penjualan yang naik 169 persen menjadi Rp24,56 miliar dari tahun 2021 sebesar Rp9,01 miliar.

PJAA mencatatkan laba usaha sebesar Rp291,91 miliar dari rugi usaha Rp122,89 miliar pada 2021.

Setelah dikurangi beban pajak, beban keuangan, dan lain-lain, PJAA mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp154,22 miliar pada 2022 berbalik dari posisi rugi sebesar Rp275,02 miliar pada 2021.

Selain itu, jumlah aset perseroan tercatat turun menjadi Rp3,89 triliun pada 2022 dari Rp4,42 triliun pada akhir tahun lalu. Penurunan terutama karena posisi kas dan setara kas yang anjlok hampir setengahnya dari Rp953,80 miliar pada 2021 menjadi Rp564,06 miliar pada 2022.

Di sisi lain, jumlah liabilitas perseroan turun menjadi Rp2,33 triliun per 30 Desember 2022 dibandingkan dengan Rp2,93 triliun per 31 Desember 2021. Hal ini seiring menghilangnya beban utang obligasi jatuh tempo yang sudah dibayarkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini