Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) telah berhasil membukukan laba bersih Rp226,17 miliar pada 2022, berbalik dari kondisi rugi Rp119,06 miliar pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan publikasi di Harian Bisnis Indonesia pada Jumat (31/3/2023), laba bersih Bank Victoria didorong oleh peningkatan pendapatan bunga dari Rp1,49 triliun pada 2021 menjadi Rp1,63 triliun pada 2022. Sementara, beban bunga menyusut dari Rp1,08 triliun pada 2021 menjadi Rp936,21 miliar pada 2022.
Alhasil, pendapatan bunga bersih Bank Victoria pun naik 67,21 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp699,30 miliar pada 2022.
Bank Victoria pun mengalami penyusutan pada kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) 57,37 persen yoy menjadi sisa Rp259,67 miliar pada 2022.
Kemudian, pendapatan berbasis komisi atau fee based income perseroan naik 23,22 persen yoy menjadi Rp54,22 miliar.
Rasio profitabilitas emiten bank berkode BVIC pun membaik. Imbal ekuitas (return on equity/ROE) naik dari posisi minus 6,54 persen pada 2021 menjadi positif 9,48 persen pada 2022. Kemudian imbal aset (return on asset/ROA) pun dari minus 0,71 persen pada 2021, tumbuh positif jadi 1,47 persen pada 2022.
Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) BVIC juga naik 116 basis poin (bps) dari 2,36 persen pada 2021 menjadi 3,52 persen per 31 Desember 2022.
Pada posisi intermediasi, Bank Victoria berhasil menyalurkan kredit sepanjang 2022 sebesar Rp15,82 triliun, tumbuh 7,76 persen yoy. Aset BVIC pun naik 9,64 persen yoy menjadi Rp25,93 triliun pada 2022.
Peningkatan kredit diimbangi dengan penjagaan kualitas aset. Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BVIC turun dari 7,27 persen pada 2021 menjadi 4,23 persen pada 2022. Kemudian, NPL nett BVIC turun dari 4,08 persen pada 2021 menjadi 3,42 persen pada 2022.
Pada sisi pendanaan, Bank Victoria telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp19,35 triliun pada 2022, naik 7,20 persen yoy. Peningkatan DPK ini didorong oleh kenaikan dana murah atau current account savings account (CASA) 24,32 persen yoy menjadi Rp5,52 triliun pada 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel