Menkeu dan Gubernur Bank Sentral se-Asean Kumpul di Bali Bahas IIntegrasi Sistem Pembayaran

Bisnis.com,31 Mar 2023, 14:47 WIB
Penulis: Maria Elena
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia se-Asean melakukan pertemuan di Bali pada hari ini, Jumat (31/3/2023), yang merupakan rangkaian dari Keketuaan Indonesia 2023.

Gubernur Bank Indonesia Perry warjiyo menyampaikan bahwa negara di kawasan Asean perlu terus meningkatkan daya tahan dan mengakselerasi mesin-mesin pertumbuhan seiring dengan berangsurnya pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.

Sementara pada saat yang sama, negara di kawasan masih menghadapi dinamika global yang terus berkembang, sehingga diperlukan adaptasi kebijakan, salah satunya melalui akselerasi digitalisasi dan keuangan berkelanjutan.

Asean pun kata Perry dituntut untuk berkontribusi lebih banyak dalam upaya global untuk mendorong pertumbuhan dan stabilitas, serta  kebutuhan untuk mempercepat pencapaian tujuan integrasi keuangan Asean.

“Saya ingin mendorong kita semua untuk berkonsentrasi pada tindakan konkret dan praktis yang dapat mengatasi tantangan yang muncul dan pada saat yang sama mendorong integrasi regional. Kita harus berpikir secara global, bertindak dan bergerak dengan cepat,” katanya dalam Opening 1st Asean Finance Ministers & Central Bank Governors Meeting (AFMGM) 2023, Jumat (31/3/2023).

Perry menyampaikan, ada tiga agenda yang akan dibahas pada AFMGM hari ini. Pertama, pembahasan terkait dinamika makroekonomi dan stabilitas keuangan global dan regional, serta merumuskan bauran kebijakan yang optimal. 

Menurutnya, bauran kebijakan yang optimal, melalui pemahaman kerangka stabilitas ekonomi dan keuangan makro sangat diperlukan, diantaranya koordinasi kebijakan antara fiskal dan moneter, bauran kebijakan moneter antara suku bunga untuk intervensi nilai tukar, dan manajemen arus modal makro, serta bauran kebijakan moneter dan makroprudensial. 

Kedua, mendorong konektivitas sistem pembayaran lintas batas yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif untuk meningkatkan transaksi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan.

Sebagaimana diketahui, pada akhir 2022, lima negara Asean telah menandatangani MoU untuk mengimplementasikan konektivitas lintas batas sistem pembayaran. Tahun ini, kerja sama tersebut akan diperluas dengan seluruh anggota Asean.

“Hal ini akan mendorong inklusi keuangan dan ekonomi di seluruh lapisan masyarakat, termasuk UMKM, pemuda, perempuan, dengan sistem pembayaran digitalisasi lintas batas yang terjangkau,” kata Perry.

Agenda ketiga, yaitu pembahasan mengenai dinamika pasar keuangan global saat ini, yang sangat dipengaruhi oleh siklus kenaikan suku bunga yang sangat cepat oleh bank sentral utama dunia.

Kenaikan suku bunga di negara maju itu memberikan konsekuensi bagi stabilitas negara berkembang. Oleh karena itu dibutuhkan implementasi kebijakan ekonomi makroekonomi yang hati-hati, baik fiskal maupun moneter. 

Selain itu, pada agenda ini, akan dibahas juga langkah untuk meningkatkan transaksi perdagangan dan investasi dengan menggunakan mata uang lokal atau local currency transaction (LCT).

“Penggunaan LCT dalam perdagangan, investasi, dan pasar keuangan, serta remitansi akan dapat mengurangi ketergantungan pada mata uang utama, guna mengurangi volatilitas dan memperkuat stabilitas eksternal kawasan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini